Kondisi rumah itu hampir ambruk. Lokasinya di permukiman padat di Jalan Sulawesi RT/RW 01 Sananwetan Kota Blitar. Suwarso hanyalah sebagai buruh lepas. Kondisi ekonomi yang sulit, membuat dia dan istrinya tinggal satu atap dengan ibu mertua.
"Faktor inilah yang membuat Yenik takut. Dia menutupi kehamilannya, menutupi kelahiran anaknya, bahkan dari suaminya. Keterangan ketua RT-nya, mertua perempuan Yenik keras. Suaminya juga keras apalagi soal uang belanja," beber Kasatreskrim Polresta Blitar AKP Heri Sugiono kepada detikcom, Sabtu (11/8/2018).
Pasangan Suwarso dan Yenik mempunyai dua anak. Yang pertama sekolah di SMA dan kedua masih berusia 3 tahun. Tekanan psikis yang tertuju pada sosok Yenik, dikuatkan dengan kesaksian Ketua RT 01 Klampok Suryowiyoto (43) pada polisi saat diminta menjadi saksi.
"Keterangan RT-nya, Yenik ini tertekan. Dia sering tahu Yenik dibentak mertuanya. Suaminya juga begitu, sering marah kalau Yenik minta uang belanja karena sudah habis sebelum seminggu," ungkapnya.
Yenik sendiri tidak bekerja. Dia mengurus anaknya keduanya yang masih balita. Yenik yang bertubuh besar, menutupi kehamilannya dari sang suami. Dia bahkan melahirkan sendirian pada Jumat (10/8) pukul 01.00 wib.
"Yenik melahirkan di kamar dini hari. Sambil menggendong bayinya, dia menuju dapur untuk mencari pisau. Dia lalu memotong tali pusar bayinya. Tapi rupanya dia sendiri tidak kuat menopang badannya. Dia lalu balik ke kamar dan meninggalkan bayi itu di kursi sebelah tungku," imbuhnya.
Yenik baru terbangun, lanjut Heri, saat suaminya ramai-ramai dengan para tetangga menemukan bayinya itu. Namun perempuan itu takut untuk mengakuinya, sebelum polisi mengorek keterangan detail dari dia.
"Kami masih dalami kasus ini. Terkait suaminya, apakah benar-benar tidak tahu kondisi istrinya. Cerita penemuan itu alibinya atau gimana. Yang penting ibu dan bayinya disehatkan dulu," pungkasnya.
Penemuan bayi berkulit bersih itu mengegerkan warga Blitar, Jumat (10/8) pagi. Bayi ditemukan Suwarso (43) di atas kursi kayu sebelah kanan tungku di dapurnya.
Kondisi bayi kedinginan, karena hanya beralaskan sehelai handuk. Tak sehelaipun benang, menutupi tubuhnya yang masih biru. Suwarso pun berinisiatif membawanya ke Puskesmas Sananwetan.
Bayi berjenis kelamin perempuan itu memiliki berat 27 ons, panjang 48 cm. Tim medis Puskesmas Sananwetan menyatakan kondisi suhu tubuh bayi di bawah normal. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini