'Pemilik' semburan adalah Mujianto (45), warga Dukuh Tambakselo selatan, Desa Planglor, Kecamatan Kedunggalar. Sumur pompa yang menyemburkan air bercampur pasir itu berada di atas sawahnya di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Ngawi.
"Ini sudah telat tanam bibit benih padi. Seharusnya sudah bisa ditanam saat ini. Gimana lagi, ini musibah belum berhenti airnya, malah makin kuat semburannya," ungkap Mujianto kepada detikcom di lokasi, Rabu (8/8/2018).
Baca juga: Fakta Fenomena Semburan Air 30 M di Ngawi |
Dari pantauan detikcom, areal sawah milik Mujianto memang sudah tergenang air sejak 4 hari yang lalu atau saat pertama kali semburan itu meyemburkan air bercampur lumpur. Dengan kondisi tergenang, memang tidak mungkin bagi sawah untuk ditanami.
Padahal Mujianto sudah menanam bibit padi di sawahnya tersebut. Bibit itu sudah berumur 21 hari dan sudah saatnya untuk ditanam. Kini kondisi bibit padinya terlihat menguning dan sebagian mati karena terendam air.
"Sepertinya tak bakal bisa tanam padi di musim ini," keluh Mujianto.
Mujianto berharap Pemkab Ngawi secepatnya menemukan solusi atas fenomena alam ini agar ia bisa bekerja lagi. "Segeralah bupati berupaya, seperti apa solusinya karena ini mata pencarian saya. Hasil penelitian mohon segera," harapnya.
Tonton juga 'Heboh Gosip Semburan Air di Ngawi Berkhasiat Obat':












































