"Sejak pesantren ini berdiri kami berniat memberikan pendidikan gratis pada santri dan siswa. Niat itu yang mendorong pengurus untuk berikhtiar," kata Pengasuh YPP Al-Ikhlas KH Zaini Ahmad saat ditemui detikcom di pesantrennya, Selasa (7/8/2018).
Gus Zaini, sapaan akrabnya, mengungkapkan dana untuk membiayai pendidikan murid diambilkan dari laba usaha yayasan dalam bentuk koperasi. Selain dari koperasi, pesantren yang terletak di Desa Kendangdukuh, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan ini mendapat dana ini juga menerima sumbangan tak mengikat dari para donatur.
"Kami optimalkan koperasi dan sumbangan dari para dermawan yang tak mengikat," terangnya.
Gus Zaini mengungkapkan kebijakan sekolah gratis ini sebenarnya baru terealisasi pada tahun 2012. Saat itu diakui Gus Zaini, yayasan sering mengalami kesulitan keuangan.
"Namun berkat pertolongan Allah, pesantren bisa (menggratiskan biaya pendidikan sampai sekarang, red)," ungkapnya.
Bahkan seiring dengan berjalannya waktu, murid yayasan terus bertambah. Pengurus pun mencoba berbagai cara untuk mendanai pendidikan muridnya. Upaya mereka pun didengar oleh pemerintah setempat.
"Dua tahun belakangan, sejumlah siswa mendapat BOS (batuan operasional siswa) dan BSM (bantuan siswa miskin) dari pemerintah. Bisa meringankan dan membantu," tambahnya.
Ditambahkan Gus Zaini, siapapun bisa mendaftar untuk bersekolah di ponpesnya. Namun pihaknya mengaku memprioritaskan mereka yang berasal dari keluarga dengan tingkat perekonomian menengah ke bawah.
Salah satu pengurus dan guru di SMPI Al-Ikhlas, Maksun, mengungkapkan pengurus menjamin tak mengelola BOS dan BSM yang menjadi hak murid. Dana BOS dan BSM itu langsung dikirim ke rekening milik murid.
"BOS dan BSM langsung masuk ke rekening siswa. Ya alhamdulillah siswa terbantu. Meskipun begitu masih banyak yang belum menerima BSM dan BOS. Tak masalah karena pesantren tetap menjamin biaya pendidikan gratis untuk semua santri dan siswa," terang Maksun. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini