Di pesantren ini, seluruh biaya pendidikan, baik madrasah diniyah maupun sekolah umum digratiskan. Bahkan para santri tidak dipungut biaya sepeserpun, sejak mendaftar hingga lulus.
Pengasuh Ponpes Al-Ikhlas, KH Zaini Ahmad (49), mengatakan pembebasan biaya pendidikan sudah dimulai sejak 2012 saat santri dan siswa masih berjumlah sekitar 150 orang.
"Alhamdulillah, yayasan kami bisa menggratiskan biaya pendidikan. Para murid baik yang mondok maupun yang hanya sekolah biayanya ditanggung yayasan," kata Gus Zaini, sapaan akrabnya, saat ditemui detikcom di pesantrennya, Selasa (7/8/2018).
Gus Zaini mengungkapkan biaya pendidikan yang dibebaskan mulai uang pendaftaran, uang gedung, SPP, seragam, makanan hingga biaya wisuda kelulusan.
"Ikhtiar ini sudah dimulai sejak 2012, saat jumlah murid masih sedikit. Saat ini sudah sekitar 500 siswa," terangnya.
Dari 500 murid, sebagian mengambil pendidikan formal di sekolah sambil menempah ilmu agama di di pondok pesantren. Separuhnya hanya menempuh pendidikan formal di sekolah milik yayasan dan pulang-pergi.
"Baik yang mondok maupun yang hanya sekolah, semuanya digratiskan. Tidak dibedakan," tambahnya.
Maksun, salah seorang guru menambahkan, 500 murid tersebut terdiri dari 21 siswa PAUD, 116 siswa Sekolah Dasar Islam (SDI), 260 siswa Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI), 55 di Sekolah Menengah Kejuruan Islam (SMKI), dan sisanya di TK dan Madrasah Diniyah.
"Yayasan ini punya 46 guru dan ustad. Semuanya dapat honor setiap bulan," ujar Maksun.
Ikhtiar membebaskan biaya pendidikan santri ini pun mendapat sambutan dari masyarakat.
Salah seorang wali murid, Khumaidi, mengaku sangat terbantu dengan pesantren. Ia tak pernah mengeluarkan biaya sejak putranya duduk di bangku SD hingga saat ini, SMP.
"Saya sangat berterima kasih kepada pesantren. Saya tak pernah mengeluarkan uang untuk pendidikan anak saya. Bahkan diantar jemput pakai mobil," terang Khumaidi. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini