Terduga Teroris yang Ditangkap di Jember Penjual Bakso Keliling

Jember - Seorang terduga teroris di Jember ditangkap densus 88 antiteror. Pria berinisial AR yang tinggal di Perumahan Istana Tegal Besar Cluster Kutai, Kelurahan Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates ini, sehari-harinya bekerja sebagai penjual bakso keliling.

"Jualan bakso, keliling pakai motor," kata ketua RT setempat, Nur Cahyo, Minggu (4/8/2018).

Bakso yang dijual, kata Nur Cahyo, bukan bikinan AR sendiri. "Tidak dibuat di rumah, tapi sudah ada yang bikin, katanya sih orang (Lingkungan) Muktisari. Jadi tinggal jualkan," terang Nur Cahyo.

Wartawan sempat menunjukkan ke Nur Cahyo foto sebuah motor yang jok motor tersebut terdapat kotak bakso. Pria ini pun mengiyakan.

"Iya benar itu motornya. Honda Grand," kata Nur Cahyo.

Baca juga: Seorang Terduga Teroris di Jember Ditangkap, Rumahnya Digeledah

Motor bernopol L 2462 RG itu sempat terparkir di depan halaman Mapolres Jember, Kamis (2/8). Itu merupakan hari yang sama saat rumah AR digeledah densus.

Nur Cahyo menjelaskan, tidak ada yang mencurigakan dari sosok AR. Dalam kesehariannya, AR dikenal ramah ke tetangga sekitar.

"Orangnya baik, tiap bertemu tetangga selalu menyapa. Jadi ya kami kaget ketika rumahnya digerebek karena kasus terorisme," kata Nur Cahyo.

AR menempati rumah di Perumahan Istana Tegal Besar sekitar 8 bulan. Dia tinggal di rumah tipe 36 plus itu bersama istri dan ketiga anaknya.

"Sudah tinggal selama kurang lebih 8 bulan. Nggak ngontrak, disuruh nempati saja sama pemilik rumah. Katanya sih ada ikatan saudara dengan si pemilik rumah," terang Nur Cahyo.

Baca juga: Warga Tak Percaya Hari yang Ditembak Densus di Sidoarjo Teroris

Sementara istri AR, menurut Nur Cahyo, bekerja sebagai tukang pijat. Banyak warga perumahan yang sering meminta jasa pijat perempuan itu.

"Pelanggannya perempuan, ya memijat kalau dipanggil saja," katanya.

Meski AR sudah tinggal selama sekitar 8 bulan di perumahan itu, Nur Cahyo mengaku belum tahu asal AR. Sebab selama ini AR belum menyerahkan data ke RT.

Dan ada sesuatu yang sempat membuat Nur Cahyo sedikit heran dengan kehidupan AR. Yakni ketiga anak AR yang kesemuanya tidak sekolah.

"Dia kan punya anak tiga, yang pertama dan kedua laki-laki, yang terakhir perempuan, berusia sekitar 4 tahun. Nggak ada yang sekolah, utamanya yang laki-laki. Padahal sudah masuk usia sekolah. Bahkan yang pertama seharusnya sudah SMP. Karena tidak sekolah, dua anak laki-lakinya itu hampir tiap pagi nonton TV di pos jaga," terang Nur Cahyo. (iwd/iwd)