Pemilik warung makan di rest area pasar burung Lemah Abang, Jalan Raya Surabaya-Madiun Marsono mengatakan, omzet penjualannya anjlok sejak Tol Ngawi-Wilangan dioperasikan. Otomatis volume kendaraan yang melalui jalur arteri berkurang, khususnya roda 4.
"Omzet saya turun drastis, sepi pembeli. Kalau dulu biasanya ramai sebelum ada jalan tol," kata Marsono kepada detikcom, Jumat (3/8/2018).
Sebelum Tol Wilangan-Ngawi dibuka, lanjut dia, omzet penjualan nasi di warungnya mencapai Rp 2-3 juta/hari. "Sekarang sehari Rp 100 ribu pun jarang. Sering kali malah kosong karena tak ada pengguna jalan yang mampir," ujarnya.
Di rest area pasar burung Lemah Abang, Saradan terdapat belasan pedagang. Warung makan mereka berjajar di sepanjang jalur arteri Surabaya-Madiun.
Salah satu pengunjung Anik (43) mengaku lebih memilih lewat tol dibandingkan jalur arteri. Tentunya melalui jalan bebas hambatan lebih cepat lantaran tak ada kemacetan.
Wanita asal Tulungagung ini mengaku sengaja singgah di rest area pasar burung Lemah Abang sebatas untuk bernostalgia. "Kangen saja sudah lama tak lewat ini sejak Tol Wilangan-Ngawi dibuka," ungkapnya.
Ruas Tol Wilangan-Ngawi sepanjang 52 Km dioperasikan sejak akhir Maret 2018. Pengoperasian perdana tol ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini