Salah satunya di Desa Kepuhrubuh, Kecamatan Siman yang diikuti oleh pasangan Purwanto dan Neny Pujiastuti. Keduanya pun dipersilakan untuk duduk di dua kursi yang ada di depan balai desa, bak pengantin.
Purwanto menjelaskan, ia dan istrinya memang sengaja mendaftarkan diri agar ada kompetisi. "Karena kalau hanya saya saja, nanti masyarakat bingung. Akhirnya istri ikut juga," tuturnya.
Meski keduanya merupakan pasangan, masing-masing mengaku memiliki trik khusus demi meraih suara rakyat. "Kami tidak punya waktu khusus kampanye. Hanya saat ada kegiatan masyarakat saja saya datang," paparnya.
Panitia Pelaksana Muhtadin menjelaskan pelaksanaan Pilkades ini sudah sesuai dengan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 27 Tahun 2016 tentang pemilihan Kades.
"Karena dalam aturannya sesuai Perbup maupun Perdes tidak ada larangan cakades pasutri mendaftar. Aturannya kan harus ada 2 calon. Jadi tidak apa-apa meski pasutri," tutur Muhtadin kepada detikcom, Rabu (1/8/2018).
Muhtadin menambahkan, meski cakades merupakan pasutri, nyatanya tidak ada masyarakat yang mengajukan keberatan. "Saat tahapan pertama pendaftaran tidak ada yang mendaftar kecuali dua calon ini. Otomatis keduanyalah yang maju. Kecuali jika ada 2 calon atau lebih baru kita seleksi," terangnya.
Sementara itu, Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni berharap masyarakat jangan sampai terpecah belah hanya karena beda pilihan dalam Pilkades.
"Jangan menggunakan isu SARA, isu yang sifatnya primordial dalam rangka kampanye. Lebih baik kampanye program kerja yang mau dilakukan untuk masyarakat dalam waktu 6 tahun ke depan," tegasnya secara terpisah.
Ipong pun berpesan kepada masyarakat untuk mengikuti pesta demokrasi ini dengan gembira. "Boleh berbeda pilihan tapi silaturahmi dan persaudaraan harus selalu dikedepankan," pungkasnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini