Namun sebagian nelayan nekat melaut, karena mata pencaharian keluarga satu-satunya. Seperti pengakuan Sodik (38), nelayan asal Desa Gisik Cemandi, Sedati, Sidoarjo. Bila dirinya tidak melaut, tidak ada pemasukan bagi keluarganya.
"Terpaksa melaut mas, jam 3 sore kalau tidak melaut, anak istri saya makan apa," ujar Sodik kepada detikcom di pinggir Kali Gisik Cemandi, Sedati, Kamis (26/7/2018).
Sebagian nelayan yang tidak melaut berharap fenomena alam ini segera berakhir, karena mereka sudah lama tidak melaut. "Karena saat ini banyak para nelayan di daerah Sedat tidak melaut, kasihan keluarganya mas," jelas Supriyo (55), nelayan lain.
Dia mengaku sejak 5 hari lalu sengaja tidak melaut. Sebab, angin dan gelombang tinggi menyapu perairan tempatnya biasa mencari ikan. Sementara perahu yang dimilikinya kecil. Jika dipaksakan dirinya takut terbalik.
"Perahu saya kecil mas jadi saya tidak berani melaut, ombaknya sangat tinggi 3 sampai 5 meter," tegas Supriyo.
Suproyo memilih mengisi waktu luang dengan menambal perahu yang kebetulan bocor. Selain itu membenahi jaring yang kondisinya rusak.
"Kami masih belum berani melaut, yang nekat melaut ya perahunya besar," tambah Supriyo. (fat/fat)