"Infonya harga tanah terlalu tinggi dari permintaan warga. Sehingga itu mangkrak belum dikerjakan. Untuk overpass Kedungharjo satu permintaan masyarakat Rp 1,5 juta per meter. Itu dinilai jauh di atas harga yang ditentukan," jelas Staf Bantuan Tehnis Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kementerian PUPR Heru Saptoaji kepada detikcom saat cek overpass, Kamis (26/7/2018).
Dikatakan Heru, pihak Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) telah memberikan harga tanah berdasarkan survei di lapangan pada kisaran Rp 400 ribu per meter persegi. Sehingga saat ini kondisi overpass sebagian mangkrak belum dikerjakan, karena belum ada kesepakatan harga.
"Harga yang turun kemarin sekitar Rp 400 ribuan an per meter persegi. Karena warga belum setuju akhirnya kontraktor belum berani kerjakan overpass sehingga sebagian mangkrak. Karena disetop oleh masyarakat dan belum ada titik temu," katanya.
Heru menjelaskan pembengkakan jumlah bidang tanah mencapai 800 orang selama kurun waktu tahun 2017. Padahal jumlah sebelumnya hanya sekitar 2 ribu secara menyeluruh ruas tol Ngawi-Sragen.
"Selain permasalahan belum ada kesepakatan harga, saat ini juga membengkak bidang tanah untuk keperluan overpass. Sehingga proses negosiasi dengan warga terus berjalan dan satu per satu sebagian telah mengambil keputusan setuju," terang Heru.
Hingga kini masih ada lima proyek overpass penghubung jalan antar desa di Kecamatan Mantingan. Antara lain overpass Kedungharjo 1 dan 2, serta overpass Desa Bangunrejo Kidul 3 dan overpass Desa Jenggrik 1 dan 2.
"Dari kelima overpass itu untuk di Kedungharjo 1 dan 2 ada 75 bidang tanah dan overpass Desa Jenggrik 1 dan 2 ada 99 bidang tanah sudah beres baru 25 bidang. Sehingga masih ada sekitar 149 belum bebas lahanya. Angka itu sudah masuk dari tambahan 800 bidang," tegas Heru. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini