Konferensi Afro-Asian di Gontor, Menlu Harapkan Kerjasama Antar Negara

Konferensi Afro-Asian di Gontor, Menlu Harapkan Kerjasama Antar Negara

Charolin Pebrianti - detikNews
Minggu, 22 Jul 2018 13:35 WIB
Menlu di Ponpes Gontor/Foto: Charolin Pebrianti
Ponorogo - Konferensi Internasional Afro-Asian University Forum (AAUF) bakal digelar di Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor. Konferensi ini lanjutan Konferensi Asia-Afrika, 1955. Saat itu membahas kerjasama antar negara Asia dan Afrika, baik melalui bidang pendidikan, ekonomi dan sosial budaya.

Kali ini konferensi yang melibatkan 15 negara digelar di Unida Gontor, mulai 22-23 Juli 2018. Perwakilan negara tersebut yakni Pakistan, Sudan, Maladewa, Brunei Darussalam, Chad, Tarthaztan, Uganda, Aljazair, Yordania, Tunisia, Bangladesh, Sri Lanka, Thailand, Malaysia dan Mesir.

Dalam pembukaannya Menlu Retno Marsudi yang hadiri dan membuka konferensi Afro-Asia mengharapkan kerjasama yang baik antar negara.

"Sekarang kita membahas peran universitas di negara Asia dan Afrika mengenai masalah pembangunan peradaban, apalagi peran pendidikan melalui universitas ini penting," tutur Retno saat ditemui di Pondok Modern Darussalam Gontor, Desa/Kecamatan Mlarak, Minggu (22/7/2018).

Retno menambahkan ada 3 hal yang menjadi poin utama dalam konferensi ini. Pertama pendidikan, kedua demokrasi dan ketiga masalah ekonomi. Pendidikan penting terkait masalah perdamaian dan toleransi. Lalu masalah demokrasi terkait pemerintahan yang bijak dan terakhir tentang masalah ekonomi harus kita perbesar agar tidak hanya survive tapi juga berkompetisi dengan negara lain.

"Saya kira Gontor ini sebagai salah satu contoh kemandirian yang dibangun, tak lupa kita pun juga harus mendukung Palestina terutama dalam bidang pendidikan," imbuh dia.

Sementara Rektor Unida Gontor Prof Dr KH Amal Fathullah Zarkasyi mengaku dulu dalam KAA (Konferensi Asia Afrika) menghasilkan Dasasila Bandung membahas terkait penjajahan. Sekarang, bukan lagi penjajahan secara fisik namun secara akademis dan intelektual.

"Kita menggugah konferensi Afro-Asia ini untuk membebeaskan kita dari penjajahan intelektual, kita harus meningkatkan intelektual research dan technologi supaya kita bisa sejajar dengan negara lain," tandas Prof Amal. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.