"Biaya pemeriksaan CT Scan mencapai Rp 5 juta," ujar pengasuh Pondok Pesantren Al Ghoits di Desa/Kecamatan Gondang M Rofiq Afandi saat dihubungi detikcom, Jumat (20/7/2018).
Selain mengenyam pendidikan formal, Hanum juga menuntut ilmu di PP Al Ghoits, Desa/Kecamatan Gondang. Rofiq Afandi yang akrab disapa Gus Rofiq ini memang mendampingi keluarga Hanum saat datang ke RSUD dr Wahidin Soediro Husodo Kota Mojokerto.
Rofiq mengatakan, biaya CT Scan seberat Rp 5 juta tentu saja sangat memberatkan keluarga Hanum. Satu-satunya cara adalah memanfaatkan BPJS yang Hanum sudah mempunyainya.
Namun untuk pemeriksaan CT Scan menggunakan BPJS, pasien harus menunggu atau mengantre selama dua hari. "Kami tak ada biaya sebesar itu (Rp 5 juta). Ini mau CT Scan dulu pakai BPJS. Hanum sudah punya BPJS," terang Gus Rofiq.
Rencananya, usai diperiksa dengan CT Scan, Hanum akan kembali dibawa ke pengobatan alternatif Sangkal Putung di Desa Pandanarum.
"CT Scan hanya untuk memastikan lokasi urat saraf yang bermasalah. Setelah itu diterapi kembali di Sangkal Putung," tandas Gus Rofiq.
Hanum mulai mengeluh sakit di kaki dan punggung usai dihukum squat jump sebanyak 90 kali pada Jumat (13/7) pagi. Saat itu korban terlambat datang di kegiatan ekskul Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) di SMAN 1 Gondang, Mojokerto.
Pelajar yang juga nyantri di PP Al Ghoits, Desa/Kecamatan Gondang ini benar-benar lumpuh pada Rabu (18/7) pagi. Pengasuh pondok pun membawanya ke pengobatan saraf alternatif. Diperkirakan kelumpuhan Hanum diakibatkan saraf tulang belakangnya terjepit. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini