"Kemarin sore ada kabar (gelombang tinggi) dari Gunungkidul itu. Terus saya sampaikan teman-teman Klayar. Pagi ini saya dikabari bahwa tadi malam sekitar jam 11 ombaknya besar dan sampai pagi ini masih besar," ucap Wildan, warga setempat dihubungi detikcom, Kamis (19/7/2018).
Kondisi terparah, lanjut pria pegiat pariwisata itu, dialami warung yang berdiri di sekitar obyek Seruling Samudera. Lokasinya di ujung timur pantai. Sedikitnya 10 bangunan terdampak langsung fenomena alam tersebut. Jarak bangunan-bangunan itu hanya terpaut 5 hingga 7 meter dari bibir pantai.
"Ya parah, termasuk parah itu. Kalau roboh sih tidak. Cuma dalamnya (etalase dan sebagainya) kan harus dikeluarkan karena terkena air," imbuhnya seraya menyebutkan jika beberapa benda yang sebelumnya di warung betebaran di hamparan pasir.
Wildan menuturkan kejadian serupa pernah melanda Pantai Klayar dan sekitarnya beberapa tahun lalu. Saat itu air laut mengalami rob hingga mengenai kios milik warga di dekat pintu masuk obyek wisata. Ketinggian ombak saat ini, terang dia, mencapai 3 hingga 4 meter.
Informasi BMKG melalui BPBD Pacitan menyebut gelombang di perairan Samudera Indonesia diperkirakan mencapai ketinggian 5 hingga 6 meter. Hal itu berpotensi terjadi hingga 24 Juli 2018.
Berkaitan fenomena alam tersebut, Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga mengimbau wisatawan tidak berenang di pantai. Bagi yang hobi swafoto diharap tidak terlalu dekat dengan bibir pantai atau daerah sapuan ombak. Pun wisatawan yang ingin berkemah diminta tidak terlalu dekat dengan bibir pantai.
"Selalu menjaga keamanan dan keselamatan masing-masing," tulis Kepala Disparpora Endang Surjasri dalam siaran pers. (fat/fat)