Dukungan pun diberikan dalam bentuk pemberian anggaran belasan miliar Rupiah untuk penelitian dan pengembangan teknologi sel punca.
Nasir bahkan berharap Unair menjadi pelopor teknologi sel punca, khususnya di Indonesia Timur.
"Indonesia bagian barat dikembangkan UI dan ini akan menjadikan stem cell Indonesia bisa berkompetisi di dunia, Indonesia menghasilkan stem cell kelas dunia," ujarnya usai meresmikan dan meninjau laboratorium penelitian sel punca di Gedung Lembaga Penyakit Tropis kampus C Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Rabu (11/7/2018).
Selain dana, Nasir mengaku pihaknya juga memberikan dukungan pada laboratorium serta sumber daya manusia yang akan berkecimpung dalam pengembangan teknologi mutakhir ini.
"Dari pemerintah dukungannya setiap tahun sejak 2016 kita sudah mengalokasikan anggaran. Untuk 2018 dananya Rp 9,3 Miliar dan tahun lalu Rp 2,9 Miliar hanya fokus untuk stem cell. Kalau melakukan penelitian kami danai dari pemerintah juga biar lebih cepat," ungkapnya.
Ditemui terpisah, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell (P3SC) Unair, Purwati, untuk saat ini sel punca yang dikembangkan oleh Unair adalah sel punca untuk antiaging (antipenuaan) yang bekerjasama dengan RSUD dr Soetomo.
"Untuk pengembangan bisnis, P3SC bermitra dengan BUMN PT Phapros Tbk. Saat ini kami sudah tahap registrasi produk di BPOM yang diharapkan akhir 2018 atau awal 2019 sudah bisa keluar dan dipasarkan," katanya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini