PT Eratex Djaja: Yang Terbakar Gudang Penyimpanan Sisa Produksi

Probolinggo - Manajemen PT Eratex Djaja memastikan yang terbakar adalah gudang penyimpanan sisa produksi. Untuk kerugian belum bisa ditaksir karena masih fokus pada pemadaman api yang membara sejak sore tadi.

"Yang terbakar adalah spining yang lama tidak dipakai. Spining adalah tempat pembuatan benang yang sudah lama tidak dipakai, sekarang dipakai untuk sisa produksi celana dan kami hanya memproduksi celana," kata Coorporate Admin PT Eratex Djaja, Juliati, saat dihubungi detikcom, Selasa (10/7/2018).

Juliarti mengungkapkan isi gudang yang terbakar adalah sisa produksi yang terdiri dari potongan kain dan celana sisa produksi yang tidak dipakai.

"Barang barang yang di sana (dalam gudang terbakar) tidak dalam bentuk celana, campurlah. Itu sisa produksi," ungkapnya.

Baca juga: Gudang Tekstil di Probolinggo Terbakar, Sempat Terdengar Ledakan

Terkait penyebab kebakaran yang menimpa gudang sisa produksi, Juliarti mengaku enggan berspekulasi karena masih fokus pemadaman.

"Kami masih fokus pada pemadaman, apa saja yang terbakar kami masih belum tahu, terakhir belum padam," ujar Juliarti.

Menurutnya, isi gudang sisa produksi hanya tumpukan kain yang sudah tertata rapi. "Bahan ini tidak terbakar, umum saja. namanya gudang ya seperti itu, ada tumpukan dan ada yang rak, pokoknya macam-macam," katanya.

Baca juga: Kebakaran Gudang Tekstil Merambat, Sejumlah Karyawan Pingsan

Pihaknya juga memastikan gudang yang terbakar jauh dari area produksi sehingga tidak mengganggu proses produksi meski saat ini dihentikan selama proses pemadaman.

"Bukan area produksi dan lokasinya terpisah dari relatif lokasi produksi utama. Luasnya saya tidak tahu, kalau sudah terkendalai kami akan kumpulkan data dan beri informasi yang valid," tambah dia.

Sedangkan jumlah korban akibat kebakaran gudang isi sisa produksi, Juliarti memastikan tidak ada korban dan belum ada tindakan meliburkan karyawan. "Sejauh ini tidak ada korban (jiwa) syukurnya. Kita belum ambil tindakan (meliburkan) karena kondisinya jauh dari produksi dan cukup jauh lokasinya," pungkas Juliarti. (ze/iwd)