"Bawang merah turun harganya karena bawang merah di daerah lain sudah mulai panen. Seperti Bima dan Nganjuk," kata Suri (30) salah satu pedagang bawang merah Dringu Kabupaten Probolinggo kepada detikcom, Jumat (6/7/2018).
Menurut Suri, untuk saat ini harga bawang merah di Probolinggo berkisar antara Rp 7.500-Rp 12.500 ribu/kg. Padahal sebelumnya harga bawang mencapai Rp 15-Rp 25 ribu/kg.
"Jadi ada penurunan harga sekitar 50 persen di harga sebelumnya," jelasnya.
Dengan menurunnya harga tersebut secara otomatis pendapatan dari petani juga menurun. Sebab dengan harga tersebut hasil dari bawang merah yang ditanam tidak bisa mendapatkan keuntungan.
"Karena biaya tanam bawang merah membutuhkan modal besar. Dalam satu hektare tanaman bawang merah membutuhkan biaya modal sekitar Rp 150 juta," kata Sulis, salah satu petani Desa Sumbersuko Dringu, Kabupaten Probolinggo.
Apalagi saat ini, jelas Sulis, petani bawang merah tidak hanya berhadapan dengan murahnya harga jual bawang merah di Probolinggo. Namun petani harus menghadapi serangan hama ulat grayak pada tanaman bawangnya.
"Jadi petani saat ini memang dalam kondisi terjepit. Selain harga murah tanaman bawang juga banyak yang terserang hama ulat grayak," tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, Hasyim Asy'ari membenarkan Sementara turunnya harga bawang merah karena banyak daerah penghasil bawang merah sedang panen raya.
"Sehingga ketersediaan pasar bawang merah masih tercukupi," ujar Hasyim Asy'ari.
Dia menjelaskan saat ini hama penyakit memang menyerang sebagian tanaman bawang merah di lima kecamatan. Di antaranya Kecamatan Dringu, Pajarakan, Leces, Banyuanyar dan Tegalsiwalan.
"Total tanaman yang terserang hama sebanyak 75 hektar," jelasnya.
Dengan banyaknya tanaman bawang merah milik petani yang terserang hama ulat, pihaknya akan memberikan bantuan pestisida kepada petani. "Agar hama ulat yang menyerang tanaman petani bisa segera teratasi," jelasnya. (fat/fat)











































