Kekeringan di Pasuruan, Perusahaan Diminta Peduli Atasi Krisis Air

Pasuruan - Debit air di sejumlah desa di Kabupaten Pasuruan mulai menipis karena kemarau. Bahkan di salah satu desa, warga harus antre 3 hari untuk mengisi air ke dalam jerigen. Pemerintah setempat meminta perusahaan mengalokasikan anggaran untuk mengantisipasi kekeringan dan krisis air bersih.

"Kami petakan 23 desa di 7 kecamatan rawan kekeringan dan krisis air bersih tahun ini. Kami sudah siapkan anggaran dan armada untuk suplai air bersih," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan Bakti Jati Permana, Kamis (5/7/2018).

Selain itu, kata Bakti, Pemkab Pasuruan juga meminta agar perusahaan-perusahaan terutama perusahaan tambang yang ada di sekitar daerah rawan kekeringan, terlibat dalam pengiriman air bersih.

"Melalui kades dan camat sudah memberi surat pada perusahan-perusahaan setempat agar CSR-nya menyalurkan air agar mengatasi penyediaan air bersih jika dibutuhkan," tandasnya.

Baca juga: Kekeringan, Warga Pasuruan Isi Jeriken Butuh Waktu 3 Hari

Pihaknya BPBD sudah menetapkan 23 desa di 7 kecamatan rawan bencana kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Antara lain di Kecamatan Lekok, Pasrepan, Grati, Winongan, Puspo, Kejayan dan Lumbang.

Sementara Kecamatan Lumbang yang berada di Lereng Gunung Bromo paling awal dan paling parah dilanda kekeringan. Seperti 3 dusun di Desa Cukurguling. Warga harus antre 3 hari untuk mengisi air dalam jerigen karena debit air sangat kecil. BPBD juga sudah menyuplai air ke desa ini setiap hari.

BPBD terus memantau desa-desa lain yang masuk peta rawan kekeringan. Jika ada permintaan dari kepala desa terkait kebutuhan air bersih warganya, akan segera dilakukan pengiriman air.

"Rata-rata warga masih bisa mendapatkan air meski sumber mengecil. Saat ini fokus memberikan bantuan air bersih untuk Desa Cukurguling di Kecamatan Lumbang karena di sana memang sudah krisis air," pungkas Bakti. (fat/fat)