Menurut Kasubdit Penerimaan Mahasiswa dan Pengelolahan Kuliah Bersama ITS, Dr Siti Machmudah, pihaknya sengaja melebihkan jumlah mahasiswa yang diterima karena untuk mengantisipasi mahasiswa baru yang tidak daftar ulang.
"Kelebihan sejumlah 10,27% ini sengaja kami lebihkan, untuk mengantisipasi apabila ada peserta yang tidak daftar ulang," kata Machmudah di Surabaya, Rabu (4/7/2018).
Machmudah menceritakan berdasarkan pengalaman tahun lalu, ada beberapa peserta yang tidak melakukan registrasi ulang. Hal ini lantaran banyak faktor misalnya sudah diterima di perguruan tinggi lain atau jurusan lainnya.
Sedangkan untuk kuota Bidikmisi yang disediakan ITS yakni 471 kuota, dengan peminat 4.356 orang. Namun, hanya ada 154 orang saja yang berhasil diterima.
Tak hanya itu, SBMPTN tahun ini ITS menempati peringkat ke empat di Indonesia dengan jumlah peminat terbanyak dan nilai terbaik. Data ini dengan rata-rata nilai sebesar 623.79. Itu berarti ITS juga mendapat nilai terbaik di Jatim.
"Sedangkan posisi pertama ada ITB dengan rataan nilai 659,26 dan di posisi kedua terdapat Universitas Indonesia (UI) dengan rataan nilai sebesar 638,29," papar Machmudah.
Sementara nilai ITS tersebut tepat di bawah UGM dengan capaian rataan nilai sebesar 632,79 dan di atas Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang menempati posisi kelima, rataan nilai 610,89.
Sementara itu untuk pencapaiaan nilai tertinggi jatuh pada program studi (prodi) Informatika dengan nilai 645.98, Teknik Industri 642.24, Teknik Mesin 639.41, Arsitektur 638.69 dan di posisi kelima terdapat prodi Teknik Kimia dengan perolehan rataan nilai 681.51.
Sedangkan untuk prodi baru di ITS, Sains Aktuaria mendapat sambutan baik dari para camaba. Jurusan ini menempati posisi kedua prodi yang paling diminati di ITS, setelah prodi Teknologi Informasi di posisi pertama dan di posisi ketiga ada prodi Desain Komunikasi Visual. (bdh/fat)











































