"Terimakasih Bapak Kapolsek," begitu katanya lugas. Dia salah menyebut jabatan Kapolres Pacitan AKBP Setyo Koes Heriyatno yang duduk di sampingnya.
Sogiran adalah seorang penyandang disabilitas. Putra pasangan Mulyadi (almarhum) dengan Saripah (85) ini terlahir dengan tangan dan kaki kurang sempurna. Tentu saja untuk berjalan dan beraktivitas lain, Sogiran tak seleluasa orang pada umumnya.
Sungguhpun begitu, Sogiran tak pernah menyerah. Meski tak berkesempatan mengenyam pendidikan, dirinya pantang bergantung pada orang lain. Dengan modal kegigihan berlatih, anak ke-5 dari 6 bersaudara ini mampu melakukan banyak pekerjaan layaknya orang normal.
Sebagai anak petani Sogiran dikenal mahir mencangkul. Tiap hari pria lajang ini juga rajin merumput untuk pakan ternak kambing piaraannya. Bahkan memanjat pohon kelapa dan menebang bambu mampu dia lakukan tanpa bantuan orang lain.
"Nggih saget mawon. Sampun kulino (Ya bisa saja. Sudah terbiasa)," katanya terkait aktivitas fisik yang dia lakukan tiap hari.
Hari Bhayangkara ke-72 menjadi puncak kebahagiaan Sogiran. Dirinya diundang khusus oleh Kapolres Pacitan bersamaan tasyakuran peletakan batu pertama pembangunan Gedung Satuan Penyelenggara Administrasi SIM (Satpas), Jalan Ahmad Yani, Senin (2/7/2018) siang. Saat itu pula kapolres menyerahkan bantuan berupa kaki palsu.
![]() |
Kapolres menuturkan, bantuan sosial tersebut merupakan hasil penggalangan sedekah dari anggota. Bantuan ditarik secara sukarela tiap Senin usai apel. Setelah dana terkumpul melalui bidang Propam, lantas diwujudkan barang untuk diserahkan kepada warga yang berhak menerima.
"Bantuan yang terkumpul selanjutnya kami gunakan kepada yang membutuhkan, baik bagi anggota kita sendiri maupun masyarakat sekitar," papar Setyo yang pernah menjabat Kasat Reskrim Tanjung Perak.
Sebelumnya, lanjut perwira polisi kelahiran Pati, Jateng, dirinya mendapat informasi terkait Sogiran langsung dari masyarakat. Dia beserta jajaran lalu membuktikan kebenaran laporan berbentuk audio visual itu ke alamat Sogiran. Benar saja, rasa empati pun bangkit dengan mengajak anggota kepolisian lain ikut menyantuni.
"Alhamdulillah dari hasil (sedekah) tersebut kami tuangkan dalam bentuk kaki palsu. Semoga kaki tersebut dapat membantu beliau serta bermanfaat untuk melakukan kegiatan selanjutnya," imbuh Setyo sambil memegang pundak Sogiran yang duduk di kursi plastik berwarna merah muda.
Bupati Pacitan Indartato yang hadir juga tampak larut dalam suasana haru. Langkah kepolisian, kata Pak In, turut membantu pemkab mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dia berharap ke depan data warga penyandang disabilitas lebih konkret. Sehingga langkah penanganannya lebih tepat.
Melalui program Gerakan Terpadu Menyejahterakan Masyarakat Pacitan (Grindulu Mapan), imbuh bupati dua periode itu, pemkab akan berupaya membantu meringankan beban Sogiran. Salah satunya dengan merenovasi rumah yang dihuni Sogiran bersama orang tuanya.
"Sudah barang tentu sebagaimana kita ketahui bersama bahwa di samping program dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten juga menganggarkan untuk itu," tuturnya berbincang dengan wartawan. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini