Beberapa kawasan di Lamongan yang stok ketersediaan elpiji terhambat tersebut di antaranya adalah warga Kecamatan Turi, Kecamatan Kalitengah, Kecamatan Glagah dan beberapa kawasan lainnya.
Akibat ketiadaan stok elpiji ini, banyak warga membawa tabung elpiji kosong mereka ke kota. Namun, kondisi serupa rupanya juga terjadi di Kota Lamongan. "Saya jauh-jauh dari Glagah ke agen-agen elpiji yang di kota, ternyata ya sama, tidak ada stok," kata Bambang, warga Glagah.
Hal yang sama juga dialami seorang pengecer dari Kecamatan Turi, Totok. Totok mengaku sudah keliling banyak tempat untuk mencari elpiji 3kg, tapi tidak ada satupun yang tersedia. "Kalaupun ada ya rebutan dan adu cepat sama yang lain," ungkap Totok yang juga dibenarkan Ardi, warga Kalitengah.
Sementara salah seorang karyawan pangkalan di Elpiji di Kota Lamongan, Nasir mengaku selama 2 hari ini mereka belum mendapat pasokan dari agen. Akibatnya, di tempatnya hanya ada tumpukan tabung elpiji kosong. Padahal jika pasokan normal, setiap hari mendapat jatah 80 tabung isi.
Nasir menyebut, beberapa kali pihaknya sudah berupaya bertanya ke agen dan hanya dijawab jika Delivery Order (DO) habis. Menurutnya, kondisi seperti di tempatnya bekerja juga dialami pangkalan lainnya. "Dua hari tidak kami tidak mendapat pasokan dari agen," kata Nasir.
Sementara Ketua DPC Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana) Surabaya, Ismed Djauhar dikonfirmasi wartawan mengatakan, yang terjadi sebenarnya bukan kelangkaan stok elpiji, tapi karena tingginya permintaan, terutama selama Juni hingga Hari Raya Idul Fitri. "Bukan langka tapi permintaan kebutuhan meningkat," katanya.
Ismed menegaskan tidak ada pengurangan pasokan. Bahkan, pasokan per hari ditambah 100 hingga 200 persen. "Bukan langka tapi permintaan kebutuhan meningkat karena mudik lebaran, warga yang di kota mudik ke kampung, seiring itu alokasi elpiji juga di tambah pula," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini