Banjir Bandang Susulan Bisa Terjadi di Banyuwangi, Ini Sebabnya

Banjir Bandang Susulan Bisa Terjadi di Banyuwangi, Ini Sebabnya

Ardian Fanani - detikNews
Senin, 25 Jun 2018 16:27 WIB
Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Intensitas hujan di Gunung Pendil yang merupakan gunung api tua di komplek Gunung Raung, berdasarkan data dari BMKG Banyuwangi, masih tinggi. Itu berarti masih ada kemungkinan terjadinya longsor di Gunung Pendil hingga berpotensi menyebabkan banjir bandang.

Prakirawan BMKG Banyuwangi Anjar Triyono Hadi mengaku hingga minggu ketiga Juli mendatang, curah hujan kawasan Gunung Pendil intensitasnya masih tinggi.

Menurut Anjar, topografi Banyuwangi memiliki perbedaan awal musim kemarau. Di wilayah timur Banyuwangi memasuki musim kemarau pada April lalu, sedangkan wilayah barat masih musim hujan.

"Wilayah barat seperti Kecamatan Songgon, Sempu, Singojuruh dan wilayah barat lainnya, musim kemarau masih minggu ketiga Juli mendatang," kata Anjar kepada detikcom saat ditemui di kantor BMKG Banyuwangi, Senin (25/6/2018).


Anjar mengatakan, ini bukan anomali cuaca. Namun wilayah barat, yang merupakan dataran tinggi, memang masih musim hujan. Bahkan, menurut dia, curah hujan di wilayah barat Banyuwangi intensitasnya meningkat. Ini disebabkan suhu muka laut masih hangat.

Tahun lalu pada bulan yang sama, berdasarkan data di Juni 2017, curah hujan sebesar 40 milimeter/hari. Sedangkan Juni tahun ini dan saat terjadinya banjir bandang pada Jumat 22 Juni lalu, mencapai 91 milimeter/hari.

Apabila dilihat dari kategori intensitas hujan, 91 milimeter/hari termasuk dalam kategori hujan lebat.

"Intensitasnya pun tinggi. Hujan terjadi secara continue atau terus menerus sepanjang hari dari pagi hingga malam," kata Anjar.


Bila melihat data BMKG yang menyatakan curah hujan tinggi hingga Juli mendatang, ini berbanding lurus dengan pernyataan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Kabid Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG, Agus Budianto bahwa Gunung Pendil masih berpotensi terjadi longsor susulan. Ini, karena masih terdapat material vulkanik yang mengalami pelapukan di Gunung Pendil. Mahkota longsor berada di puncak Gunung Pendil.

Ketinggian Gunung Pendil sekitar 2.350 mdpl. Adapun titik tertinggi longsor ada di ketinggian 2.245 mdpl. Gunung Pendil memiliki penampang kerucut yang curam dengan kemiringan lebih dari 45 derajat.

Longsor di Gunung Pendil terjadi akibat terjadi banyak pelapukan material vulkanik di Gunung Pendil. Sebab, gunung ini merupakan gunung api tua yang tumbuh di kaldera besar.


Saat musim kemarau terjadi rekahan-rekahan (retakan) tanah. Di musim hujan, saat intensitas hujan tinggi air masuk ke dalam rekahan mengalami kejenuhan air. Ini membuat air semakin susah masuk dan karena gravitasi air turun, sehingga terjadi longsor dan menyebabkan banjir bandang.

"Potensi terjadinya longsor susulan di Gunung Pendil masih ada. Karena itu, kami himbau masyarakat dan pemerintah untuk tetap waspada," jelas Agus. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.