Halalbihalal, Ribuan ASN Antre Bersalaman dengan Wali Kota Risma

Surabaya - Ribuan Aparatus Sipil Negara (ASN) Kota Surabaya mengantre untuk bisa bersalaman dan meminta maaf dengan Wali Kota Tri Rismaharini serta pejabat Pemkot dan sejumlah anggota DPRD Surabaya.

Satu-persatu, Risma bersama Wakil Wali Kota Whisnu Sakti Buana, pejabat dan anggota DPRD Kota Surabaya pun menyalami ribuan ASN yang memadati Halaman Taman Surya Kota Surabaya, Senin (25/6/2018).

"Mohon maaf lahir batin ya," kata Risma sambil bersalaman dengan ASN.

Meski harus berjam-jam nunggu, para ASN dan karyawan Pemkot Surabaya terlihat antusias dan sabar mengantre agar bisa bersalaman dengan Risma. Mereka juga memanfaatkan momen itu untuk bertegur sapa dengan para ASN dan karyawan lainnya.

Baca juga: Petahana Silaturahmi, Gubernur Jatim: Boleh, Tapi Dilarang Kampanye

Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan agenda halal bihalal ini sudah rutin digelar setiap tahunnya oleh Pemkot Surabaya.

"Yang ikut ini seluruh ASN dan karyawan Pemkot Surabaya, kecuali mereka-mereka yang bertugas di pelayanan kepada masyarakat dan tidak bisa ditinggalkan," tutur Whisnu saat ditemui detikcom usai halalbihalal, Senin (25/6/2018).

Baca juga: Tahun Politik, Pakdhe Karwo Minta ASN Tingkatkan Kualitas Layanan

Menurutnya, dengan momen ini maka semua ASN dan karyawan yang bertugas di beberapa tempat yang saling berjauhan bisa bertemu dalam satu tempat. Dalam kesehariannya, jarang-jarang mereka bisa ketemu karena sibuk dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. "Nah, melalui halalbihalal ini mereka dipertemukan dalam satu acara, sehingga bisa bertemu dan bisa bermaaf-maafan," ungkapnya.

Ia pun berharap momen ini bisa semakin mempererat tali silaturahmi antarsesama, sehingga ke depannya jajaran Pemkot Surabaya bisa semakin baik dan semakin bersinergi dalam melayanan masyarakat Surabaya. "Intinya itu, kita semua bisa terus menyambung tali silaturrahmi," imbuhnya.

Selain itu, Wawali juga menjelaskan bahwa halalbihalal merupakan tradisi yang hanya dilakukan oleh umat muslim di Indonesia, alias tidak ditemukan di negara atau kultur lainnya. "Makanya, tradisi ini harus dijaga untuk menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Jadi, hablum minannas-nya juga dijaga," tutupnya. (ze/lll)