Seusai debat, calon Gubernur nomor urut satu Khofifah Indar Parawansa mengaku cukup terbiasa berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa. Khofifah merasa ia adalah Arek Suroboyo sehingga biasa berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa.
"Aku lo arek Suroboyo, aku yo lahir ndek Suroboyo, sekolahku yo ndek Suroboyo," ujar Khofifah.
Namun ia mengaku saat debat takut berbicara dalam bahasa Jawa terlalu banyak dan panjang lebar karena bahasa Jawa Khofifah dinilainya lebih dominan ke logat Suroboyoan yang sedikit kasar. Bahkan ia khawatir bahasa Jawa Suraboyoannya dinilai seperti parikan.
"Cuma di publik itu kan bahasanya yo Suroboyoan. Kalau kepanjangan ngomong dadi kayak Parikan," tambahnya.
Justru dalam hal ini, Khofifah mengatakan Emil Dardak lebih mahir dalam berbahasa jawa alus atau krama inggil.
"Mas Emil ini lho bahasanya alus Bahasa daerahnya juga bahasanya alus kalau bagian wilayahnya Mas Emil pakai kromo inggil," ungkap Khofifah.
Sedangkan calon Gubernur nomor urut 1 Saifullah Yusuf mengakui jika terlihat kaku, apalagi ia yang ditunjuk pertama kali untuk menjawab pertanyaan berbahasa Jawa.
Bahkan ia terang-terangan meminta izin jika jawaban yang ia berikan tidak murni berbahasa Jawa alias bercampur dengan bahasa Indonesia.
Saat ditanya, Gus Ipul mengatakan sebenarnya dirinya lancar dalam berbahasa Jawa. Namun dia juga mengakui cukup berbelit dalam menyampaikan program-programnya dalam bahasa Jawa. Terlebih program-program itu menggunakan istilah-istilah yang lebih banyak ditemukan dalam bahasa Indonesia.
"Sebenarnya bisa bahasa Jawa, cuma waktu menerangkan itu yang agak susah memberikan penjelasan dengan bahasa Jawa," terangnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini