Dipaksa Jawab Pakai Bahasa Jawa, Khofifah dan Gus Ipul Berlepotan

Dipaksa Jawab Pakai Bahasa Jawa, Khofifah dan Gus Ipul Berlepotan

Ardian Fanani - detikNews
Sabtu, 23 Jun 2018 23:12 WIB
Foto: Deny Prastyo Utomo
Surabaya - Ada yang berbeda dalam debat Pilgub Jatim terakhir ini dibandingkan dua debat sebelumnya. Dalam debat pamungkas ini, pembawa acara mengharuskan masing-masing paslon menggunakan bahasa Jawa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan.

Meski kedua calon gubernur ini asli Jawa Timur, namun baik Khofifah maupun Gus Ipul kurang fasih berbahasa Jawa. Hasilnya terlihat sedikit lucu.

Gus ipul mendapatkan pertanyaan tentang bagaimana sikapnya dalam melakukan penanganan pasca bencana. "Kepiye usaha sampean kanggo nyengkuyung rembukan sing penak, antara pemerintah lan swasta soko upaya penyiapan respon sak marine ono bencono?" (Bagaimana usaha anda untuk berembuk dan merangkul swasta untuk penanganan pasca bencana?).

Sebelum menjawab pertanyan, Gus Ipul meminta izin menambahi penjelasan dengan bahasa Indonesia. "Nyuwun agunge pangapunten mbok bilih mangke pada saat menyampaikan niki nggih mboten boso Jowo kabeh nggih wonten boso Indonesiane," ujar Gus Ipul belepotan.

"Kulo besyukur Jawa Timur niki gadah kathah pihak-pihak swasta ingkang kerso ndamel pelayanan bencana kalih Pemerintah propinsi Jawa Timur. Swasta-swasta ini punya hubungan sing cedek kalih pemerintah. Tiap tiga bulan ngumpul mbahas macem-macem yang bisa di...yang saget damel antisispasi lek wonten bencana," ujarnya dengan bahasa campuran Jawa dan Indonesia.

Sementara itu khofifah Indar Parawansa mendapatkan pertanyaan tentang pusat data di pemerintahan yang berbeda-beda yang membuat pemerintah sulit untuk mencocokkan data yang baik. "Kepiye carane sampean ngatasi pusat data nang pemerintah yang berbeda, padahal iku kanggo penunjang pemerintahan sing apik?"

Khofifah kemudian menjawab dengan bahasa campuran antara Jawa halus, Jawa kasar, dan bahasa Indonesia. Hal itu sama juga dengan apa yang dicapkan Gus Ipul saat menjawab pertanyaan.

"Kala wau pertanyaan niku sami dilontarkan panelis. Bahwa dinten meriko sesungguhnya banyak negoro-negoro lintu sampun milai industri sekawan titik nol. Lah meniko sedadosipun datanipun intergasikan," ujarnya.

Tentunya apa yang diucapkan oleh kedua pasangan calon ini, membuat beberapa kali penonton tertawa. Karena mereka kagok saat berbicara dengan bahasa Jawa. Pertanyaan berbahasa Jawa tersebut juga tak bakal dilontarkan kepada masing-masing cawagub karena baik Emil dan Puti kurang bisa berbicara Bahasa Jawa. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.