Bahkan KH Marzuki Mustamar, Pengasuh Ponpes Sabilurrosyad Malang, yang juga Wakil Rois Syuriah PWNU Jatim secara syar'i, memilih pemimpin harus yang kuat. Beberapa kiai sepuh menitipkan pesan kepada warga Nahdlatul Ulama (NU), sebagai panduan memilih di TPS, Rabu 27 Juni nanti.
"Kalau kamu merasa ada dua calon yang sama-sama NU-nya, maka pilihlah yang paling kuat fisiknya, apalagi Jawa Timur ini sangat luas," kata Kiai Marzuki, Sabtu (23/6/2018).
Dia mencontohkan, jika ada bencana alam dini hari, misalnya, maka Gus Ipul tanpa pengawalan sekalipun bisa dengan leluasa untuk mengunjungi lokasi.
"Malam-malam kalau kita ketok rumahnya Gus Ipul tetap pantas untuk kita mintai bantuan," tambah Kiai Mustamar.
Sementara panduan diberikan agar warga NU bisa memilih pemimpin Jawa Timur, yang benar-benar mampu membawa perubahan dan berpengalaman di pemerintahan.
"Jika ada dua pilihan maka pilih pemimpin atau imam yang berpengalaman, amanah dan direstui para ulama dan kiai," kata KH M. Idris Hamid, Pengasuh Ponpes Salafiyah dan Bayt Al Hikmah, Pasuruan.
Di depan ribuan warga Kota Surabaya, Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar menyampaikan rasa keprihatinan yang mendalam. Sebab, ada 2 kader NU yang sedang berebut untuk menjadi pemimpin atau "Imam" di Jawa Timur.
"Ini para kiai sepuh ada keprihatinan yang tinggi. Bahkan saya mau turun ke sini bersama panjenengan sedoyo, mengungkapkan rasa keprihatinan itu, terutama di lingkungan NU belum pernah terjadi, khususnya di Jawa Timur. Rebutan kedudukan, royokan jabatan. Sampai-sampai yang satu sudah punya kedudukan, dilepas. Demi berebut dengan saudaranya," kata Kiai Miftahul.
Menurutnya, Calon Gubernur nomor 2, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, sudah disiapkan para kiai sejak 10 tahun lalu untuk menjaga kebatinan di Jatim.
"Gus Ipul 10 tahun lalu dipersiapkan para masyayikh (kiai) untuk menjaga suasana kebatinan di Jatim. Harusnya yang lain merasa mengerti, belum direstui NU. Yang lain belum izin, belum pamit, cobalah mengerti. Tidak perlu mengajak berrebut saudaranya sendiri, lalu dilihat orang banyak," tegas Kiai Miftahul.
Ulama-ulama sepuh NU di Jawa Timur, secara mayoritas telah beristikharah. Hasilnya, para ulama memilihkan Gus Ipul sebagai figur yang layak memimpin Jawa Timur, karena itu patut dipilih di TPS-TPS, pada 27 Juni 2018.
"Selain hasil istikharah para ulama, rekomendasi para ulama terhadap Gus Ipul juga didasari hasil pengamatan dari beberapa santri NU yang kini duduk di pemerintahan," kata Kiai Idris Hamid.
Selama 2 periode, Gus Ipul telah menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur, sejak 2008 hingga sekarang, mendampingi Gubernur Jawa Timur Pakde Karwo. Selama itu pula, Gus Ipul telah banyak belajar dan menyelami pemerintahan dan Provinsi Jawa Timur, dengan segenap karakteristiknya.
Karena itulah, kata Kiai Idris, Gus Ipul sering dipandang sebagai sosok yang punya pengetahuan mendalam tentang Jawa Timur, sekaligus berpengalaman di pemerintahan provinsi ini. "Gus Ipul satu-satunya santri NU yang dianggap mempuni memimpin Jawa Timur," kata putera ulama kharismatik (alm) KH Abdul Hamid dari Pasuruan itu. (fat/fat)











































