Perajin Bonggol Bambu Ini Kebanjiran Order Saat Lebaran

Perajin Bonggol Bambu Ini Kebanjiran Order Saat Lebaran

Charolin Pebrianti - detikNews
Kamis, 21 Jun 2018 10:05 WIB
Perajin Bonggol Bambu/Foto: Charolin Pebrianti
Ponorogo - Siapa sangka, bonggol bambu yang biasanya dibuang setelah diolah, bisa menjadi barang seni layak jual. Adalah Istadi (48) warga Desa Bangsalan, Kecamatan Sambit, yang sudah berkreasi dengan limbah bambu ini sejak 10 tahun lalu.

Dan saat lebaran, bonggol bambu ini laris manis dibeli orang-orang yang sedang mudik. "Katanya buat oleh-oleh ke kota, jadi lumayan ada saja yang datang ke rumah," kata Istadi saat ditemui detikcom di rumahnya, Kamis (21/6/2018).

Istiadi pun menceritakan awal usahanya berjalan. "Awalnya saat musim hujan, kebetulan rumah saya dekat dengan sungai dan banjir, ada bonggol bambu yang tersangkut. Karena penasaran saya ambil dan bentuknya mirip ikan," tutur Istadi.

Karena temuannya itu, Istadi pun langsung mencari bonggol lainnya. "Pas nemu ada yang bentuknya mirip kepala ikan, terus saya gabungkan. Ternyata hasilnya bagus, kata tetangga saya layak jual. Awal mulanya dari situ saya jualan bonggol bambu ini," terangnya.

Pantauan detikcom, depan rumah Istadi tampak dipenuhi dengan bonggol bambu berbagai ukuran. Bahkan di halaman juga penuh dengan tumpukan bonggol yang sengaja dijemur agar benar-benar kering saat dirangkai.

"Kalau tidak benar-benar kering, bisa jamuran," tukas dia.

Bapak dua orang anak ini mengaku bisa membuat berbagai karya seni mulai dari bentuk wayang, komodo, bebek, rusa maupun ikan, tergantung dari bentuk bonggol yang dia temukan.

"Paling penting itu bentuk bonggolnya, terus saya imajinasikan tinggal proses pembuatannya," imbuhnya.


Berbagai macam bentuk bonggol bambu/Berbagai macam bentuk bonggol bambu/ Foto: Charolin Pebrianti


Istadi pun membanderol harga karya seninya berdasarkan beberapa tingkatan. Untuk kelompok A dijual dengan harga Rp 1-10 juta, kelompok B dijual Rp 200-500 ribu dan kelompok C dijual dengan harga Rp 25-200 ribu.

"Kelompok A paling mahal karena membuatnya memakan waktu hingga tahunan," tambahnya.

Ditanya terkait ketersediaan bahan baku, Istadi mengaku tidak kesulitan. Ia sering mendapatkan bahan baku dari Slahung. "Biasanya dikirim satu bak truk bonggol dengan harga Rp 1 juta," ujar dia.

Menurutnya, yang paling banyak peminatnya berupa kentongan. "Satu kentongan bentuk ikan saya hargai Rp 35 ribu. Ini yang paling sering laku, biasanya untuk rumah-rumah atau rumah makan," papar dia.

Istadi bahkan pernah ditawari pengusaha asal Belanda dan Jepang dalam 3 bulan harus mengirim 1.000 bonggol bambu yang sudah terbentuk. Namun karena kendala cuaca dan permintaan bentuknya bermacam- macam akhirnya Istadi tidak berani mengambil kesempatan emas itu.

"Kan alat yang saya buat masih manual pakai palu dan tatah, jadi tidak berani ambil risiko. Tapi saya juga pernah kirim ke Bali, 500 kerajinan bonggol bambu yang sudah jadi. Beruntungnya tidak ditarget waktu, jadi saya menyanggupi," tandas dia.

Meski usaha ini berawal dari tidak sengaja, Istadi mengaku bersyukur dengan hasil karyanya dan mampu menghidupi keluarganya. Kini ia tidak perlu lagi susah mencari pembeli, karena pembeli selalu datang ke rumahnya. "Banyak pembeli itu senang dengan hasil karya saya, jadi banyak yang datang ke sini," pungkasnya.



Tonton juga video 'Kreasi Unik Ubah Bonggol Bambu Jadi Karakter Mirip Hobbit':

[Gambas:Video 20detik]



(fat/fat)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.