Mereka mengaku sempat bermalam di goa dan masuk hutan sebanyak 3 kali. Selvi Ani mengaku tiga kali masuk hutan dan naik ke bukit yang terjal dan sekitarnya terdapat jurang yang dalam. Dirinya bersama dengan David Kurniawan sempat frustrasi tidak menemukan jalan ke arah meeting poin di Paltuding Ijen.
"Saya tadi turun naik jurang 3 kali. Masuk hutan juga dua kali. Seperti diputer-puter gitu. Kita sempat minta tolong. Tapi tidak ada orang. Kita tidak tahu jalan pulang," ujar Selvi Ani kepada detikcom, Rabu (20/6/2018).
Tak hanya itu, Selvi mengaku sempat menyusuri sungai yang penuh jurang. Dirinya dan David juga sempat beristirahat di hutan untuk memulihkan tenaga karena kecapean naik turun jurang.
"Kemarin sempat istirahat di hutan kemudian kembali lagi cari jalan pulang," ujarnya.
Ditambahkan David, rekan Selvi Ani, jalur yang ditempuh untuk pulang dianggapnya lebih dekat ketimbang jalur umum yang biasa digunakan wisatawan untuk mendaki Ijen.
Dirinya dan Selvi memilih menyusuri sungai di sekitar kawasan Puncak Ijen, agar bisa menemukan jalan menuju paltuding. "Saya kira lebih dekat. Makanya kita menyusuri sungai ini. Tapi kita malah kemetu banyak jurang dan masuk hutan," tambahnya.
Mereka berhenti mencari jalan pulang saat menjelang malam. Mereka kemudian mencari gua untuk berteduh. Pencarian jalan pulang dilakukan keesokan harinya. Karena mereka tidak memiliki alat penerangan.
"HP kita mati. Lampu juga tidak ada. Akhirnya kita cari gua yang besar untuk tempat berteduh. Paginya kita cari jalan lagi. Sempat ada kabut, kita berhenti lagi. Sementara logistik juga tidak ada. Air hanya tinggal dua tegukan saja," tambahnya.
Sementara Sam, salah satu tim relawan yang melakukan pencarian korban di puncak Ijen mengatakan kedua korban sudah diserahkan ke keluarganya. Keduanya ditemukan di dam bendungan Ijen sekira pukul 09.10 Wib.
"Kita pertemuan keduanya dengan keluarga di Pondok Bunder. Sempat kita kasih makan dan kita rawat. Karena keduanya lemas dan tidak punya logistik," ujarnya.
Pencarian selama 24 jam itu, kata Sam, dilakukan oleh tim relawan dan BKSDA bersama dengan penambang belerang. Sebelum ditemukan, mereka melihat jejak baru di sekitar puncak Ijen.
"Sebenarnya kita sudah sampai ke dam. Kita pakai senter dan teriak di sana, tapi rupanya kedua korban ada di bawah tidak mendengar. Kita harap kejadian ini hanya sekali terjadi jangan sampai terulang. Imbauan saja bagi para pendaki agar mengikuti trek yang benar jangan mencari jalan sendiri," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini