"Rekayasa lalu lintas ini yakni dengan cara pemberian rambu atau garis batas polisi agar tidak ada pengendara yang belok mendadak yang akhirnya mengakibatkan kemacetan," tutur Kasatlantas Polres Ponorogo AKP William Thamrin Simatupang saat ditemui detikcom di kantornya, Selasa (12/6/2018).
William menjelaskan rekayasa ini dengan cara membuat titik-titik yang rawan kemacetan diharapkan bisa menjadi lancar. "Karena kalau seperti biasa, saat puncak arus mudik dan arus balik pasti macet disitu," jelas dia.
William menambahkan untuk di Jalan Pasar Legi Songgolangit yang dari arah Madiun bisa mengarah ke kiri langsung ke Ngepos. Sedangkan di Jalan Imam Bonjol yang dari arah Pacitan, langsung lurus atau bisa juga ke arah kiri. "Kalau ke kanan mau ke Alun-Alun harus putar dulu di titik kedua putaran, supaya tidak macet," terang dia.
Sementara itu, Kapolres Ponorogo AKBP Radiant mengaku sudah melakukan pengkondisian di titik kemacetan agar tidak terulang kembali seperti tahun sebelumnya. "Macet parah itu kan tahun lalu di Pasar Tumpah di area sepanjang pasar Legi Songgolangit, sekarang pasarnya sudah tidak ada lagi karena sudah masuk kedalam semua. Jadi dipastikan tidak akan macet," imbuh dia.
Namun yang perlu diperhatikan bagi para pengendara, lanjut Radiant, saat terjadi penumpukan kendaraan akibat ramainya pengguna jalan. Polisi bakal memberlakukan contra flow supaya tidak terjadi penumpukan.
"Selain itu, kami juga sudah melarang parkir di sekitar Jalan Alun-Alun Barat depan Pos Pelayanan, terbukti dengan dilarangnya parkir bisa mengurai kemacetan terutama saat malam takbiran. Kan biasanya banyak warga dari luar kota ngumpul disini," tukas dia.
Radiant pun menegaskan dirinya bakal segera membuat lay out atau desain rekayasa lalu lintas mana saja yang bakal diberlakukan oleh Polres Ponorogo. "Insya Allah H-2 atau H-1 kami berikan lay outnya supaya tidak bingung lagi jalur mana yang harus dilalui," pungkas dia. (bdh/bdh)











































