Semula razia di tempat kos Lingkungan Kuwung, Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan, berjalan normal. Dari setiap kamar yang diperiksa, petugas gabungan Satpol PP, polisi dan polisi militer tidak menemukan adanya pasangan mesum.
Kecurigaan petugas justru mengarah pada kamar kos nomor 8 di lantai 2. Pasalnya, kamar yang semula pintunya terbuka dan lampunya menyala, tiba-tiba dikunci dari dalam.
Lampu kamar pun dimatikan sehingga kamar kos tampak gelap jika dilihat dari jendela. Petugas menduga penghuni kamar kos ini sengaja ngumpet untuk menghindar dari razia.
"Ini pasti ada penghuninya, tadi saya lihat pintunya terbuka, lampunya nyala," kata salah seorang anggota Satpol PP Kota Mojokerto meyakinkan petugas lainnya, Rabu (6/6/2018) dini hari.
Perhatian para petugas pun tertuju pada kamar tersebut. Berulang kali pintu diketuk petugas, tak ada sedikit pun suara menyahut. Petugas terpaksa memanggil penjaga kos agar membuka kamar nomor 8 itu menggunakan kunci cadangan.
Benar saja, kamar seluas 4x4 meter persegi ini ada penghuninya. Tak hanya satu orang, petugas memergoki 4 remaja sekaligus di dalam kamar ini. Terdiri dari seorang wanita dan 3 pria. Mereka bersembunyi di sudut kamar yang tak terlihat dari depan.
"Saya takut pak, saya takut," lontar satu-satunya remaja perempuan di dalam kamar tersebut menjawab pertanyaan petugas terkait alasan mereka nekat bersembunyi.
Saat diminta menunjukkan kartu identitas, ternyata hanya satu orang yang punya. Keempat remaja ini pun dibawa petugas ke kantor Satpol PP Kota Mojokerto di Jalan Bhayangkara.
"Akan kami panggil ortua mereka supaya kami mendapatkan keterangan valid. Mereka masih di bawah umur, mengakunya berusia 17 tahun," ujar Kabid Ketenteraman dan Ketertiban Masyarakat Satpol PP Kota Mojokerto Hatta Amrulloh.
Sementara di tempat kos berbeda di lingkungan yang sama, petugas menjaring 2 pasangan nikah siri. Mereka turut diamankan petugas penegak perda.
"Pasangan nikah siri berpotensi sebuah perselingkuhan, maka kami cegah jangan sampai ada yang dirugikan di kemudian hari," terang Hatta.
Selain tempat kos, petugas gabungan juga merazia deretan warung di Jalan Benteng Pancasila dan Bypass Mojokerto. Namun, di tempat ini tidak ditemukan miras maupun praktik prostitusi.
Hatta menjelaskan, razia ini sebagai upaya menjaga bulan Ramadan tetap kondusif. Sayangnya, razia sejak Selasa (5/6) malam itu tak menyasar satu pun hotel di Kota Onde-onde. Padahal tak menutup kemungkinan masih ada hotel yang dijadikan tempat mesum.
"Hotel sebelum puasa sudah kami laksanakan (razia), nampaknya sudah ada efek jera. Sekarang kami fokus ke kosan," tandasnya.
Tonton juga video: 'Pasangan Mesum dan Ratusan Botol Miras Diamankan Polisi'
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini