Cegah Teroris, Wali Kota Risma Minta Bumantik Jadi 'Mata-mata'

Cegah Teroris, Wali Kota Risma Minta Bumantik Jadi 'Mata-mata'

Zaenal Effendi - detikNews
Rabu, 30 Mei 2018 17:19 WIB
Wali Kota Risma/Foto: Istimewa
Surabaya - Pemkot Surabaya berupaya mencegah aksi terorisme. Kini, Ibu Pemantau Jentik (Bumantik) diminta menjadi mata-mata dan garda terdepan.

"Panjenengan tidak harus seperti densus, saya minta menjadi mata untuk mencegah terorisme. Ini penting karena kalau bergandeng tangan, saya yakin itu bisa dicegah," kata Wali Kota Tri Rismaharini di Aula Sawunggaling Pemkot Surabaya, Rabu (30/5/2018).

Dijadikan Bumantik sebagai baris terdepan, kata Risma, merupakan usulan dari Ketua RT/RW yang sebelumnya sudah dikumpulkan untuk pencegahan aksi terorisme.

Risma mengungkapkan, Surabaya hanya memiliki sekitar 3 ribuan anggota, 600 prajurit tentara dan pegawai Pemkot Surabaya sekitar 4 ribuan. Sedangkan penduduk Surabaya berjumlah 3,3 juta. Butuh peran dan dukungan dari semua pihak untuk mencegah bahaya terorisme itu.

"Jadi bukan hanya tangan, kaki dan pikiran, tapi mata dan mulut juga bisa berkontribusi. Kalau Bumantik ini bisa diperankan betul, maka saya yakin bisa menjadi informan pertama dalam pencegahan terorisme karena bisa masuk ke rumah-rumah warga. Jadi, saya minta tolong jadi informan, itu tok wes (Itu saja sudah)," pinta Risma.

Risma menjelaskan saat Bumantik masuk ke rumah-rumah warga untuk memeriksa jentik-jentik nyamuk di kamar mandi, tidak ada salahnya melirik-lirik isi rumah warga.

Salah satu contohnya bila di dalam rumah itu tidak ada kompor, kemungkinan jika itu teroris, maka sengaja tidak membawa bahan-bahan yang panas ke dalam rumahnya agar bahan peledak yang telah dipersiapkan tidak meledak di dalam rumahnya.

"Pokoknya, kalau ada sesuatu yang mencurigakan saat masuk ke rumah warga, maka harus dilaporkan kepada Pak RT. Yang paling penting laporannya itu adalah alamat rumah warga itu," ujarnya.

Setelah laporan ke Ketua RT, tugas Bumantik sudah selesai. Selanjutnya, tinggal Ketua RT akan melaporkan kepada jajaran Pemkot Surabaya melalui aplikasi Sipandu. "Hal ini penting karena ini musuh bersama," tegasnya.

Bila Bumantik menemukan rumah warga yang ketika diketuk pintunya tidak boleh masuk atau ketika diketok pintunya tidak keluar-keluar rumah, hal itu juga perlu dilaporkan kepada Ketua RT. "Tolong dilaporkan supaya kami tahu, karena kalau tidak tahu, kami sulit untuk mendeteksinya, terutama di perumahan-perumahan," imbuhnya.

Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu menjelaskan bahwa semua pontensi di Kota Surabaya dikerahkan untuk mencegah bahaya terorisme. Mulai dari RT/RW/Kepala Sekolah, takmir masjid, guru agama dan berbagai element lainnya. "Habis ini saya masih berencana untuk mengumpulkan para rektor-rektor," katanya.

Semua elemen itu, kata dia, sama-sama diajak untuk melakukan deteksi dini pencegahan terorisme di Kota Surabaya. Hal ini sangat penting karena dia tidak ingin kejadian serupa terjadi di Surabaya, sehingga Wali Kota Risma berkali-kali meminta tolong kepada Bumantik untuk memberikan informasi hal-hal yang mencurigakan.

"Semakin banyak informasi yang kami dapatkan, maka semakin bagus pula bagi kami untuk mengantisipasinya. Jadi, saya benar-benar nyuwun tulung," pungkasnya. (ze/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.