Minta Maaf, Begini Pengakuan 3 Dosen ITS yang Jadi Meme Pro HTI

Minta Maaf, Begini Pengakuan 3 Dosen ITS yang Jadi Meme Pro HTI

Hilda Meilisa Rinanda - detikNews
Rabu, 09 Mei 2018 16:19 WIB
Foto: Internet
Surabaya - Tiga dosen Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya, Prof Daniel M. Rosyid (Guru Besar Teknologi Kelautan), Arif Rahmadiansah (Kepala Laboratorium Teknik Fisika), dan Lukman Noerochim (Kaprodi Pascasarjana Teknik Material) jadi perbincangan di media sosial setelah muncul meme dengan foto ketiganya dan hashtag #HTILayakMenang. Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana sudah mengonfirmasi hal tersebut.

Joni mengatakan, ketiga dosen tersebut menyebut kata-kata mereka dipoles oleh si pembuat meme. Hasilnya, seolah-olah mereka mendukung HTI.

"Waktu saya panggil, mereka meminta maaf kepada ITS karena menyebabkan nama baik ITS tercemar, dan membawa nama ITS. Mereka mengaku kata-katanya dipoles, seakan-akan mendukung HTI," jelas Joni saat dihubungi detikcom, Rabu (9/5/2018).


Joni menjelaskan, ketiga dosen itu mengaku tidak diberi tahu jika kutipannya akan dijadikan meme dan akan disebarkan di media sosial. Terlebih dengan mencantumkan gelar dan profesinya di ITS.

"Mereka itu hanya dimintai pendapat di forum yang tidak resmi. Dan tidak tahu jika pernyataannya akan disebarkan," ujar Joni.

Rektor ITS Prof Ir Joni HermanaRektor ITS Prof Ir Joni Hermana (Foto: Deni Prastyo Utomo/detikcom)
Saat ini, ketiga dosen tersebut masih mengajar. Joni menyebut pihak memegang asas praduga tak bersalah. Apalagi ketiganya sudah meneken pernyataan bukan anggota HTI. Jadi, sembari proses pemeriksaan terus berlangsung, ketiga dosen masih aktif seperti biasa.


Selain 3 dosen ITS, di meme juga ada satu dosen Universitas Airlangga. Rektor Unair M Nasih mengaku sudah memproses dosen bernama Arif Firmansyah terkait meme soal HTI. Ada kesepakatan hitam di atas putih antara pihak kampus dengan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair tersebut. (trw/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.