Aksi saling dorong keduanya berawal kecurigaan dari para pendukung paslon nomor urut dua ke polisi, yang membiarkan masuk beberapa pendukung dari paslon nomor urut 1.
Aksi saling dorong pun tidak terelakkan. Namun tidak berlangsung lama, beberapa anggota dewan dan Ketua PDIP Kota Surabaya turun tangan menenangkan massa.
"Jangan pilih kasih, keluarkan pendukung nomor urut 1 yang tidak memakai gelang. Kalau mereka boleh masuk, kami juga harus masuk," teriak salah satu pendukung paslon nomor urut 2, Selasa (7/5/2018).
Pendukung nomor urut 2 juga sempat memblokade Jalan Basuki Rahmat. Aksi ini pun mendapat teguran keras dan sempat memicu saling dorong massa dengan polisi.
"Kalau Anda tidak mundur, kami akan bersikap keras. Jangan terprovokasi, ayo mundur, jangan malah tutup jalan," imbau Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Eva Guna Pandia di depan massa sambil senyum.
Aksi ini mulai reda setelah polisi mengawal massa pendukung paslon nomor urut 2 untuk mencari massa pendukung nomor urut 1, diduga diperbolehkan masuk tanpa memakai gelang. (ze/fat)











































