LN tinggal bersama ayahnnya, Yakub, di Kelurahan Betet, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Karena kondisi kesehatan ayahnya terganggu, sakit jantung, maka pekerjaan sebagai penjual nasi goreng yang selama ini sebagai mata pencarian terpaksa tak bisa dilakukan.
"Saya sudah tidak bisa bekerja. Dulu jual nasi goreng, tetapi sudah berhenti karena sakit jantung. Saya tidak tahan dengan asapnya," Kata Yakub.
Hal inilah yang membuat LN memiliki tunggakan biaya sekolah yang cukup besar. Tunggakan biaya tarikan sekolah selama dua semester sebesar Rp 3.611.000, -.
Ironisnya, LN merupakan salah satu siswi berprestasi di sekolahnya, tak hanya itu LN memang tergolong siswi kurang mampu pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Menurut Yakub pihak sekolah telah memberikan informasi dan pemberitahuan kepada dirinya jika LN belum bisa membayar dan melunasi tunggakan biaya. Jika tunggakan itu tak dibayar maka LN tidak bisa mengikuti ujian semester genap yang akan dilaksanakan Senin (7/5/2018) mendatang.
"Saya sudah tidak bisa apa apa, saya bingung, Tagihannya sebesar Rp 3,6 juta. Kalau tidak bisa bayar, tidak bisa ikut ujian," ucap Yakub. Jumat, (4/5/2018).
Tanggungan ini berupa, biaya untuk pembelian seragam, SPP, buku dan juga uang bansos. Rinciannya, untuk semester satu Rp 2.391.000 dan semester dua Rp 1.220.000, sehingga totalnya Rp 3.611.000.
Sebenarnya, LN diberikan kesempatan melunasi seluruh biaya itu pada Jumat (4/5). Tetapi kemudian ditoleransi hingga ujian berlangsung, pada Senin (7/5/2018).
Sebenarnya Yakub telah berusaha mencari pinjamanan kemana-mana, tetapi tidak berhasil, bahkan pria 45 tahun itu juga telah datang ke sekolah untuk meminta keringanan biaya, mengingat dirinya tergolong keluarga kurang mampu, namun tetap gagal. Yakub kini hanya bisa pasrah.
Saat detikcom mengkonfirmasi kepada pihak sekolah, Bambang Soetiarso, selaku kepala sekolah mengaku belum mengetahui perihal kejadian adanya siswa yang menunggak dan tidak diperbolehkan untuk ikut ujian semester.
"Saya kok belum dengar ada masalah seperti ini mohon waktu, saya cek dulu ke sekolah," ucap Bambang kepada detikcom saat dihubungi.
Bahkan Bambang juga mempersilahkan pihak media untuk melakukan klarifikasi langsung ke sekolah jika hendak menkonfirmasi kebenaran kabar tersebut.
"Silahkan mas langsung ke sekolah saja untuk klarifikasi lebih jelas," pungkas Bambang. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini