Jika berkunjung ke wisata pemandian air panas Padusan, Kecamatan Pacet, nama Jalan Mustofa Kamal Pasa mudah dijumpai. Nama Bupati dua periode ini terpampang jelas di gapura masuk menuju ke loket wisata air panas Padusan.
Pemberian nama jalan ini tak lepas dari ide Bupati MKP yang membangun jalan menuju ke wisata air panas Padusan. Jalan yang dulunya makadam, tahun 2014 dicor beton sekaligus dilebarkan hingga 7 meter.
Jalan sepanjang Rp 4,6 Km ini menelan anggaran APBD TA 2014 Rp 14,134 miliar. Praktis pemberian nama jalan ini menuai kontroversi.
Pasalnya, lazimnya nama jalan diambil dari tokoh yang sudah wafat dan mempunyai jasa besar bagi daerahnya. DPRD Kabupaten Mojokerto kala itu menilai penamaan jalan tersebut hanya kepentingan pencitraan bupati yang akan kembali maju di Pilbup 2015.
Tak hanya itu, objek wisata juga diberi nama MKP, sapaan akrab Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa. Yakni Mojokerto Kawasan Pariwisata (MKP) Padusan Air Panas dan MojokertoKawasan Pariwisata (MKP) Brantas di Desa Mlirip, Kecamatan Jetis.
MKP Brantas merupakan taman yang dibangun di bantaran Sungai Brantas. Objek wisata ini juga menjadi tempat latihan bagi pecinta perahu dayung. Perlombaan balap perahu naga juga rutin digelar di tempat ini untuk memperingati hari jadi Kabupaten Mojokerto.
Tak hanya jalan, 2 objek wisata di Kabupaten Mojokerto juga dinamai dengan singkatan nama Bupati Mustofa Kamal Pasa, yakni MKP. Seperti pemandian air panas yang dilabeli nama Mojokerto Kawasan Pariwisata (MKP) Padusan Air Panas.
Bahkan kawasan wisata di tepi Sungai Brantas juga diberi nama serupa. Objek wisata di Desa Mlirip, Kecamatan Jetis itu diberi nama Mojokerto Kawasan Pariwisata (MKP) Brantas.
Selain taman, tempat ini juga menjadi tempat latihan bagi pecinta perahu dayung. Perlombaan balap perahu naga juga rutin digelar di objek wisata ini untuk memperingati hari jadi Kabupaten Mojokerto.
"Branding objek wisata dengan nama MKP itu sudah ada sejak tahun 2012," kata Kabag Humas dan Protokoler Setda Kabupaten Mojokerto Alfiah Ernawati kepada detikcom, Kamis (3/5/2018).
Baik penamaan jalan maupun objek wisata, lanjut Erna, diberikan lantaran pembangunannya atas ide Bupati Mustofa Kamal Pasa. Kendati saat ini sang Bupati terjerat kasus suap dan gratifikasi hingga ditahan KPK, dia memastikan nama-nama tersebut akan tetap dipertahankan.
"Nama-nama itu tetap dipertahankan, seperti nama rumah sakit Dr Soekandar dan RA Basuni kan nama-nama Bupati Mojokerto. Semua manusia ada kekurangannya, tapi dia (Bupati MKP) banyak kelebihan. Seperti pembangunan jalan cor, mendongkrak PAD dari Rp 50 miliar tahun 2009, sekarang menjadi Rp 450 miliar," terangnya.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Mojokerto Aang Rusli Ubaidillah mengaku tak pernah diajak berembuk dengan Bupati Mustofa Kamal Pasa maupun dinas yang membuatnya.
"Tiba-tiba ada MKP Brantas, tiba-tiba ada Jalan MKP, kami tak diajak ngomong. Perkara menyalahi aturan atau tidak, kami tidak mengerti aturannya seperti apa," ujarnya.
Terkait kepantasan nama jalan dan objek wisata tersebut mengingat status Bupati MKP yang kini menjadi tersangka kasus suap dan gratifikasi, Aang memilih tak berkomentar.
"Kalau itu saya tak komentar," tandasnya.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini