Jelang Ramadan, Tim Pengendali Inflasi Daerah Dorong Harga Stabil

Kediri - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri berkoordinasi jelang ramadan dan Idul Fitri. Koordinasi dilakukan dengan berbagai pihak agar harga tetap stabil.

Meski nantinya ada beberapa barang yang mengalami kenaikan, tapi kenaikan tersebut masih batas wajar.

Menurut Kepala BI Kediri, Djoko Raharto, ada beberapa faktor pendukung harga sembako stabil. Mulai dari inflasi Kota Kediri Maret 2018 sebesar 0.10 % (month to month/mtm). Sehingga inflasi Kumulatif sampai dengan Maret adalah 0,50 % (year to date/ytd) dengan inflasi tahunan 2,41 % (yoy).

"Tekanan harga pada Maret 2018 berasal dari kenaikan harga komponen administered prices sebesar 0,35 persen dan volatile foods sebesar 0,16 persen. Sedangkan inflasi inti stabil," ujar Djoko Raharto, saat dihubungi detikcom, Kamis (26/4/2018).

Sementara beberapa komoditas pendorong inflasi adalah aneka bawang. Hal itu akibat masih terbatasnya stok pasokan komoditas. Dan belum dimulai musim tanam dan penurunan volume impor bawang putih.

"Di samping itu, inflasi juga dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM jenis Pertalite sebesar Rp 200 per liter terhitung mulai 24 Maret 2018," Imbuh Djoko.

Djoko memprediksi ketersediaan dan harga bahan pangan selama ramadan akan tetap aman lantaran bersamaan dengan panen raya, karena ini bersamaan dengan panen raya sejumlah komoditas.

Dari hasil pemantauan harga hingga 20 April 2018, perkembangan harga komoditas strategis seperti beras, gula pasir, minyak goreng, daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam ras sedikit mengalami kenaikan. Namun tetap stabil dan terkendali.

Beberapa risiko yang perlu mendapat perhatian di antaranya adanya kenaikan konsumsi, penyesuaian harga BBM non subsidi, serta belum optimalnya pasokan beberapa komoditas. Untuk menghadapinya, TPID Kota Kediri bersama pelaku usaha rencananya akan menggelar Operasi Pasar Murni (OPM) mulai 17 Mei-11 Juni 2018, di 46 Kelurahan dan di 2 pasar tradisional Kota Kediri. (fat/fat)