.webp)
Namun korban yang diketahui tinggal di kampung halaman sang istri, Fifin Indraningsih (19) di Desa Ringinkembar, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang ini tak segan membantu dan berbaur dengan warga sekitar.
Mashudi sendiri merupakan warga asli Wajak, Kabupaten Malang.
"Anaknya baik, suka bantu. Kegiatan juga rutin ikut. Kami tetangga seperti tak percaya kalau bunuh diri," ujar Lasemin (66), tetangga korban saat ditemui di RS Saiful Anwar (RSSA) Malang, Selasa (24/4/2018) siang.
Duka mendalam juga dirasakan keluarga besar Fifin ketika mendengar nasib korban. Ibu mertua korban pun menyesalkan jika korban nekat mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
"Kami ini orang tak mampu. Dia (Mashudi, red) kerja buruh bangunan, kami menerima dan menganggap anak sendiri. Terakhir, saya bilang agar mendirikan rumah sendiri di sebelah tempat saya tinggal. Berdinding bambu gak masalah," ujar sang mertua, Sugiarti.
Mashudi sendiri baru menikahi Fifin satu tahun belakangan. Keduanya telah dikaruniai seorang putri berusia 10 bulan.
Sebulan belakangan, Mashudi pamit bekerja sebagai buruh bangunan mengikuti ajakan rekannya Bagyo yang tinggal di kawasan Bokor, Turen, Kabupaten Malang.
"Sudah tiga hari menginap di TKP, itu rumah rekannya seprofesi kerja. Pagi tadi pertama kali menemukan korban adalah pemilik rumah," beber Kasatreskrim Polres Malang AKP Adrian Wimbarda saat dikonfirmasi detikcom.
Namun kemudian Mashudi ditemukan bersimbah darah dengan luka di pergelangan tangan serta leher di rumah Bagyo, Selasa (24/4) pagi tadi. Petang kemarin, istri korban berulang kali berusaha menghubungi korban namun tak kunjung mendapatkan jawaban. (lll/lll)
