Kematian Mohamad Mashudi (29) mengundang tanya sang istri, Fifin Indraningsih (19). Ia mengaku tak percaya dengan keterangan polisi yang mengatakan suaminya bunuh diri.
"Lha kok sampai nekat bunuh diri? Saya tak bisa menyakininya," ujarnya pada detikcom saat menunggu otopsi di RSSA Malang, Selasa (24/4/2018) siang.
Fifin mengaku suaminya tak punya masalah. "Kayaknya tidak ada persoalan. Terakhir pulang tanggal 19 April kemarin. Malam minggu kemarin tak pulang, lembur atau bagaimana saya tidak tahu," bebernya.
Hanya saja korban sempat mengajak sang istri mencari rumah kontrakan. Suaminya itu juga pernah mengeluh tak kuat lagi bekerja di tempatnya saat ini. Sebagai istri, Fifin hanya bisa memintanya berhenti dan memilih pekerjaan lain.
"Lah saat itu malam hari. Anak kami masih berumur 10 bulan. Saya minta besok pagi saja, tapi besoknya malah langsung berangkat kembali ke tempat Pak Bagyo," lanjutnya.
Mashudi dan Fifin memang tidak tinggal serumah karena urusan pekerjaan. Fifin tinggal di rumah orang tuanya atau mertua Mashudi yaitu di Desa Ringinkembar, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang; sedangkan suaminya sebulan belakangan tinggal di rumah Bagyo.
Ibu satu anak itu mengatakan baru mengetahui ada yang tidak beres dengan suaminya ketika Mashudi tak kunjung membalas pesan darinya sejak Senin (23/4) petang.
"Sejak kemarin saya hubungi tak merespon. Saya SMS dua kali tak menjawab," cerita Fifin.
Perempuan yang baru dinikahi Mashudi setahun belakangan itu pun menunjukkan bukti pesan singkat yang dikirimkannya kepada sang suami.
Sebelumnya diberitakan Mashudi ditemukan di rumah Bagyo di kawasan Bokor, Turen, Kabupaten Malang dengan luka gorok di lehernya. Kini jenazahnya sedang diautopsi di RS Saiful Anwar, Malang. (lll/lll)











































