Mengenal Muzeki, Pendiri Galeri Kreatif untuk Anak Buruh Migran

Mengenal Muzeki, Pendiri Galeri Kreatif untuk Anak Buruh Migran

M Aminudin - detikNews
Selasa, 24 Apr 2018 08:53 WIB
Muzeki, sosok inspiratif yang peduli pada pendidikan anak-anak buruh migran di Malang. (Foto: M Aminudin)
Malang - Peduli pada pendidikan dan keterampilan anak-anak di desanya, Muzeki pun mendirikan Galeri Kreatif sejak tahun 2011 silam. Kebanyakan dari mereka adalah anak buruh migran.

Pada awalnya, Zaki-begitu akrab disapa, prihatin dengan kondisi anak-anak buruh migran. Mereka tumbuh berkembang tanpa pendampingan dari orang tuanya yang mengais rejeki ke luar negeri.

Belum lagi, kesulitan ekonomi mempengaruhi anak-anak itu mendapatkan pendidikan. Ketika ingin membaca, mereka harus ke kota yang jaraknya jauh serta butuh waktu.

"Pertama mendirikan, saya dibantu teman. Namun tahun berikutnya, saya seorang diri, karena teman-teman ada yang menikah, merantau ke Ambon dan memperdalam ilmu agama di pondok pesantren," ungkap pemuda yang juga mengabdi di sebuah MTS di desa setempat ini kepada detikcom, Selasa (24/4/2018).


Mengenal Muzeki, Pendiri Galeri Kreatif untuk Anak Buruh MigranFoto: M Aminudin

Saat itu Zaki sebenarnya tidak punya tempat untuk menampung anak-anak ini. Namun Zaki tak hilang akal, ia memanfaatkan ruang tamu rumahnya dan beberapa rumah warga dalam membimbing anak-anak untuk belajar.

Buku bacaan yang disediakan juga berasal dari koleksi pribadi Zaki. Itupun tidak langsung mendapat respons positif dari anak-anak desa. Karena beberapa warga masih menganggap tak serius apa yang ingin diupayakan Zaki. Beberapa dari mereka bahkan melarang anaknya pergi ke Galeri Kreatif milik Zaki.

Tetapi seiring berjalannya waktu, orangtua mulai percaya dan mendukung anak-anaknya belajar. Ini setelah mereka melihat banyak perubahan dan perkembangan pada anak-anak yang sering menghabiskan waktu di Galeri Kreatif. Dari sebelumnya yang tidak bisa apa-apa, akhirnya bisa menari, membuat keterampilan hingga berpidato.

"Pertama kali hanya ada delapan anak saja. Kemudian terus berkembang dan banyak anak yang datang. Tidak terhitung berapa anak sejak 2011 lalu, tetapi sekarang ini ada 68 anak. Selain anak-anak desa sini, juga banyak dari desa lain," cerita Zaki.


Mengenal Muzeki, Pendiri Galeri Kreatif untuk Anak Buruh MigranFoto: M Aminudin

Yang datang ke Galeri Kreatif juga tidak sebatas anak yang duduk di bangku SD, tetapi juga SMP dan SMA. Zaki sendiri tidak hanya memberikan bimbingan belajar untuk sekolah. Muzeki dibantu teman-temannya turut mengajarkan ketrampilan dan seni budaya.

Sebagai selingan, mereka juga diajari permainan tradisional yang mulai ditinggalkan, seperti dakon, ular tangga raksasa, kelompen, tarik tambang serta catur. Setiap hari Jumat anak-anak juga diajari untuk membuat kerajinan yang menarik misalnya membuat boneka dan pigura yang terbuat dari bahan bekas.

Hasil kerajinan ada yang dibawa pulang dan ada juga yang dipajang di Galeri Kreatif. "Sekarang sudah ada taman baca. Jumlahnya sembilan yang tersebar di beberapa tempat. Jadi untuk membaca, anak-anak bisa datang kesana, selain di Galeri Kreatif ini," beber Zaki.

Anak-anak Galeri Kreatif juga turut andil dalam menambah koleksi buku bacaan. Caranya, tiap kenaikan kelas, anak-anak mengumpulkan buku tulis yang sudah tidak terpakai. Buku-buku itu kemudian dijual untuk membeli buku bacaan yang diinginkan oleh anak-anak.

"Tetapi untuk buku bacaan anak, sampai sekarang kami masih kurang. Karena kebanyakan buku yang ada adalah buku umum, novel dan fiksi," sambungnya.


Mengenal Muzeki, Pendiri Galeri Kreatif untuk Anak Buruh MigranFoto: M Aminudin

Kini Zaki sudah bisa mendirikan tempat tersendiri untuk Galeri Kreatifnya. Memang tidak luas, hanya berukuran 3x7 meter. Lokasinya juga tak jauh dari tempat tinggal Zaki yaitu di Dusun Sukosari, Desa Rejoyoso, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.

Biaya pembangunannya diambil dari kocek Zaki sendiri, bahkan ia harus menggadaikan perhiasan milik sang ibu serta membayar cicilan dari pinjaman.

Namun Zaki tak merasa rugi, sebab motivasinya adalah ingin menjadi jembatan antara orangtua dan anak-anak yang yang ditinggal orangtuanya sebagai TKI.


"Meskipun anak desa, namun jangan sampai pendidikan mereka kalah dengan anak kota. Apalagi sampai putus sekolah dan terjerumus ke dalam dunia narkoba," tekadnya.

Zaki juga ingin mengajarkan kewirausahaan bagi anak-anak yang aktif di Galeri Kreatifnya. "Sehingga mereka nantinya ketika dewasa bisa mendiri. Tidak harus menjadi TKI, tetapi menjadi tuan rumah di desanya. Termasuk supaya anak-anak desa mendapat pendidikan yang baik," tegasnya.

Pemuda berusia 26 tahun itu juga melakukan pendampingan kepada anak-anak untuk mencarikan kampus dan beasiswa.

"Alhamdulillah, banyak yang sudah lulus kuliah tetapi mereka tidak melupakan Galeri Kreatif, malah antusias memberikan informasi dan membantu memberi pendampingan," tutupnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.