Rapat pleno terbuka yang digelar di Kantor KPU Jatim di Jalan Tenggilis, Kecamatan Kendangsari tersebut juga dihadiri komisioner KPUD se-Jawa Timur, Bawaslu, dan juga tim pemenangan kedua paslon.
Dari 30.155.719 daftar pemilih tetap (DPT) tersebut, terjadi penurunan sebanyak 230.267 pemilih dari Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang sebelumnya ditetapkan 30.385.986.
"Dari total pemilih yang telah kami tetapkan sebanyak 30.155.719 terdapat pemilih perempuan sebanyak 15.315.352 sedangkan untuk pemilih laki-laki sebanyak 14.840.367," kata Koordinator Divisi Perencanaan dan Data KPU Jatim, Choirul Anam saat rapat pleno di Kantor KPU Jatim, Jumat (20/4/2018).
Penurunan jumlah pemilih yang telah ditetapkan oleh KPU Jatim tersebut juga mempengaruhi terhadap jumlah tempat pemungatan suara (TPS) yang sebelumya telah disiapkan sebanyak 68.084 TPS.
"Pada perencanaan awal, jumlah tempat pemungutan suara (TPS) sebanyak 68.084 TPS. Pada penetepan daftar pemilih tetap (DPT) berkurang menjadi 67.644 TPS yang tersebar di 8497 desa atau kelurahan dan 666 kecamatan di Jawa Timur," ujar Anam.
Anam juga menjelaskan penyebab penurunan jumlah pemilih pada daftar pemilih sementara (DPS), karena pada proses pencoretan data pemilih yang potensial non-KTP elektronik sebanyak 67.461 pemilih.
"Mereka yang dicoret karena memang tidak dikenal maupun tidak diketahui keberadaannya,"kata Anam.
Data tersebut akan bertambah setelah adanya laporan dari masyarakat terkait data yang meninggal dunia atau alih status dari sipil menjadi TNI/Polri.
"Kemudian juga ada beberapa pemilih yang tercatat ganda. Baik itu karena kesalahan entri maupun kesalahan KTP," ujar Anam.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Khofifah-Emil, Roziqi mengatakan penetapan DPT tersebut bukan merupakan perjuangan yang terakhir. Itu tak lain karena pihak terkait penyelenggaraan Pilgub Jatim 2018 masih bisa berkoordinasi untuk melengkapi data-data pemilih, yang kemungkinan kesulitan menyalurkan hak suaranya.
"Barang kali masih ada data-data yang bisa kami gunakan untuk melengkapi, untuk memnuhi bagi mereka yang masih punya hak pilih, tetapi terhalang dengan ketentuan-ketentuan," kata Roziqi.
Selain itu, Ketua Tim Pemenangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno, Hikmah Bafaqih juga berpendapat serupa. Dia berharap, tengat waktu yang tersisa menjelang pencoblosan, bisa dimanfaatkan untuk mendukung dinas kependusukan dan pencatatan sipil di setiap kabupaten/kota.
"Kita sama-sama men-support, dan melakukan kontrol terhadap pelayanan Dispendukcapil di setiap daerah untuk yang masih belum memiliki e-KTP itu segera mendapatkan haknya. Karena memiliki identitas dasar berupa KTP adalah hak konstitusi yang sangat penting," kata Hikmah. (iwd/iwd)











































