"Untuk satu anggota memiliki tanggung jawab dan menjaring komunikasi dengan tokoh masyarakat, agama, serta elemen lain di satu RW, dibuat juga grup Whatsapps, untuk memudahkan komunikasi," kata Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri kepada detikcom, Kamis (19/4/2018).
Selain melakukan interaksi dengan masyarakat, lanjut Asfuri, polisi RW juga menjalankan fungsi intelejen untuk melakukan deteksi dini terhadap informasi yang berkembang di masyarakat. Khususnya terkait kamtibmas menjelang pPilkada.
"Mampu mencegah, merespon situasi di lingkungan RW dan menjadi tanggung jawabnya. Dan dengan cepat menginformasikan segala situasi kepada ke pimpinan," ungkap Asfuri.
Polisi RW juga menjalankan fungsi Sabhara dan Binmas, yakni melaksanakan patroli, penyuluhan, dan imbauan kepada masyarakat di lingkungan RW. Anggota sekaligus menjadi Polisi RW juga harus memiliki kemampuan membongkar tindak kejahatan di wilayahnya dan penanganan pertama di tempat kejadian perkara.
"Harus sigap dan mampu mengatasi masalah di wilayah RW yang menjadi tanggung jawabnya. Tentunya bekerjasama dengan kelompok masyarakat dan Ketua RW serta RT di lingkungan itu," tandas Asfuri.
Tak hanya Polisi RW, Polres Malang Kota juga mencanangkan Polisi Masjid. Petugas mengemban pekerjaan dan mampu menjalin komunikasi dengan para ulama dan remaja masjid. "Keduanya ditopang dengan Tim Cyber Troop yang membantu informasi pada dunia maya," beber Asfuri.
Di Kota Malang, sedikitnya 547 personel kepolisian lintas satuan yang terlibat dalam program Polisi RW ini. Nantinya, setiap tiga bulan akan dilakukan evaluasi. Indikator penilaiannya meliputi tingkat kunjungan langsung ke masyarakat, frekuensi laporan, serta inovasi yang dibuat.
"Bagi polisi RW yang sudah melakukan tugas dengan baik akan diberi penghargaan," ungkap Asfuri.
Pihaknya pun mengingatkan, agar polisi RW bersikap netral di momen pilkada. Salah satunya dengan tidak mendukung salah satu pasangan calon. "Saya tekankan bahwa polisi tugasnya adalah mengamankan wilayah, tidak boleh kampanye," tandasnya. (fat/fat)