Pemblokiran dilakukan petani dengan membentangkan besi kerangka milik pengembang proyek yang yang akan digunakan untuk keperluan jalan tol.
"Kami minta saluran irigasi sepanjang 1 km segera diperbaiki. Juga pipa saluran air P2T 30 meter rusak pecah, kami bingung mau mengairi sawah," jelas salah satu petani Suwardi (50) kepada detikcom, Senin (16/4/2018).
Petani saat ini, kata Suwardi, sangat membutuhkan air untuk mengairi tanaman padi yang baru berusia 15-25 hari. Air tersebut harus segera didapat petani untuk masa pemupukan.
"Saat ini umur padi sudah 15 sampai 25 hari dan waktunya segera dipupuk. Otomatis kalau mupuk harus ada air," terangnya.
Suwardi mengatakan saat ini ada lahan padi seluas 100 hektare yang membutuhkan air untuk masa pemupukan. Selain itu, petani juga menuntut infrastruktur jalan desa yang rusak agar segera diperbaiki. Jalan tersebut rusak akibat sering dilalui truk bermuatan berat proyek tol Ngawi-Solo.
Dari data yang dihimpun detikcom, aksi petani ini terjadi karens sudah seminggu memberikan laporan belum ada tanggapan dari pihak PT Waskita Karya. Aksi petani ditemui oleh pihak PT Waskita Karya yang berjanji akan memperbaiki dalam satu minggu ke depan (iwd/iwd)