"Jadi kalau menghitung kontribusinya, kok pengajian terus. Padahal dari pengajian itulah problem-problem keluarga sangat mungkin akan cair dan ketemu solusi, pikiran dan hatinya tenang," kata Khofifah usai menghadiri Harlah Muslimat ke-72 dan Harlah Fatayat ke-68 di GOR Ken Arok Jalan Mayjen Sungkono, Minggu (15/4/2018).
Dikatakan Khofifah, bahwa tidak banyak orang menghitung kegiatan keagamaan akan mampu mengurai persoalan di dalam keluarga. Bila dibandingkan kegalauan yang dimiliki akan memperoleh pendampingan. Sudah berapa banyak psikolog maupun psikiater yang akan terlibat.
"Bandingkan kalau kegalauan itu diterapi oleh psikolog dan psikiater. Berapa banyak beban tugas mereka, maka sebetulnya upaya untuk menenangkan hati, itu antara lain melalui kegiatan keagamaan sebagai bagian penetrasi yang sangat kuat," tuturnya.
Di hadapan Muslimat dan Fatayat NU se-Kota Malang, Khofifah turut mendengungkan gerakan salat Duha. Sebagai ikhtiar dalam menghadapi segala persoalan dalam keluarga.
"Hampir saya sering bertanya, punya hutang? iya. Rentenir adalah opsi pilihan, ketika opsi lain tak memberikan jawaban pasti. Padahal rentenir haram hukumnya. Maka itu, saya baru pertama ini, menyatakan gerakan salat duha secara masif sebagai ikhtiar membuka pintu rezeki," terangnya.
Soal harlah, Khofifah menyampaikan banyak anggota Muslimat memang menunggu kehadiran ketua umum dalam memperingatinya. Dirinya untuk saat ini, memang banyak berada di Jawa Timur. Namun, nanti pastinya akan datang ke luar jawa untuk memperingati kegiatan yang sama.
"Nanti biasa Februari sampai Oktober terus harlah. Apalagi daerah-daerah yang menginginkan kehadiran ketua umum. Jadi hampir saya tidak keluar Jawa Timur," tandas Khofifah. (iwd/iwd)











































