Menurut Mbah Sikin, pertemuannya dengan seorang pemerhati sejarah asal Madiun, Anto Purbo dimediasi oleh tetangga Mbah Sikin yang bertemu dengan Anto di sebuah warung kopi.
Dari obrolan ala warung kopi itu, tak disangka muncul keinginan Anto untuk dipertemukan dengan Mbah Sikin.
"Saya kaget waktu didatangi mas Anto. Dia tanya-tanya ke saya terus dia lihat batunya," kisah Mbah Sikin kepada detikcom, Jumat (13/4/2018).
Anto lantas diajak ke rumah Mbah Sikin di Dusun Tumpuk, Desa Kemiri, Kecamatan Jenangan untuk menengok batu yang tak rusak meski dilinggis tersebut.
Saat dipertemukan itulah, Anto melihat-lihat batu yang dimiliki Mbah Sikin. Anto kemudian memberitahu pria berusia 75 tahun tersebut bahwa batu yang dimilikinya tak lain adalah batu Yoni, salah satu jenis batu bersejarah.
Anto memaklumi jika Mbah Sikin tak tahu sama sekali jika itu adalah batu bersejarah. "Karena ketidaktahuan Mbah Sikin ini, makanya batunya hanya disimpan begitu saja. Padahal ini batu sejarah," tandas Anto.
Namun semenjak pertemuan itu, Anto meminta agar Mbah Sikin merawat dan membersihkan batu berbentuk kubus dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm tersebut.
"Setelah didatangi mas Anto itu, saya akhirnya membersihkan batu yoni ini. Tidak saya pakai untuk menyangga tempat air lagi," tutur Mbah Sikin.
Selama ini batu Yoni yang ditemukan Mbah Sikin digunakan sebagai penyangga tempat penampungan air. Akan tetapi sejak diberitahu bahwa itu adalah benda bersejarah, Mbah Sikin hanya menyimpannya di rumah. Batu itu diyakini peninggalan zaman kerajaan Hindu kuno.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini