Pelaksanaan UNBK memang tidak sepenuhnya lancar karena masih ada kendala teknis yang menyertai seperti komputer yang sering mati, soal yang muncul tanpa pilihan opsi jawaban, hingga koneksi internet yang bermasalah.
Namun ada pula curhatan sejumlah peserta ujian yang dinilai cukup meresahkan, yaitu ketika pihak sekolah meminta siswa untuk membawa laptop dari rumah.
Bahkan sejumlah siswa merasa ada unsur pemaksaan dalam anjuran tersebut. "Jika punya laptop disuruh dibawa. Kemarin saya diwajibkan dibawa laptop, kalau tidak punya disuruh beli," ujar Rony, salah satu peserta UNBK kepada detikcom, Jumat (13/4/2018).
Namun begitu siswa sudah membawa atau membeli laptop, pada akhirnya laptop-laptop itu tidak terpakai. "Malah sudah dibeli, kan nanti disuruh kumpulin itu malah tidak dipakai. Hanya dianggurin saja di sekolah jadi saya bawa pulang lagi," lanjut Rony.
Padahal Rony mengaku sempat khawatir jika ia tak membawa laptop maka itu akan membuatnya tak bisa ikut ujian.
Tak hanya itu, sejumlah rekan Rony juga mengeluhkan komputer yang sering error atau koneksi internet yang kerap bermasalah. Mereka pun sepakat lebih memilih untuk kembali mengerjakan ujian tulis saja ketimbang harus menggunakan komputer.
Terkait pemaksaan ini, salah satu sekolah mengaku hanya meminta siswa membawa laptop. Seperti halnya saat dikonfirmasi ke SMAN 10 Surabaya.
"Kita ini memang kekurangan laptop, jadi kita pinjam ke wali siswa untuk anaknya," jelas Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Usmani Haryono Usman Haryono dari SMAN 10 Surabaya kepada detikcom.
Haryono menjelaskan bahwa jika tanpa bantuan laptop dari orang tua wali, waktu ujian bisa berjalan lama karena jumlah komputer yang ada di sekolah kurang memadai.
Hal senada juga disampaikan Handoko Kusyanto, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMAN 2 Surabaya. Handoko berujar jika tidak ada pemaksaan dari sekolah.
"Jadi melalui wali kelasnya ditanyakan ke siswa-siswinya, siapa sih yang punya kelebihan laptop. Jadi secara sukarela tidak itu paksaan itu," terang Handoko.
Terkait hal ini, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Surabaya, Sukaryantho menegaskan tidak ada sekolah yang diminta untuk memaksa siswa untuk membawa laptop guna mengikuti UNBK ini. "Saya percaya pada sekolah itu, tidak mungkin. Tidak mungkin ada paksaan," paparnya.
Sukaryantho pun menjelaskan bahwa konsep yang ingin dibawa dalam UNBK ini sebenarnya adalah agar anak-anak bisa lebih jujur dalam mengerjakan ujian, walaupun hanya dengan dipantau CCTV.
"Ini kan adalah upaya yang dibangun agar melatih budaya kejujuran mereka tanpa diawasi," pungkasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini