Para pengunjuk rasa merasa tertindas dengan kebijakan yang dibuat oleh Ipong, sapaan akrab Bupati Ponorogo tersebut.
Koordinator lapangan, Didik Haryanto saat ditemui di tengah aksi mengatakan massa hanya ingin bertemu Bupati sebagai pengambil kebijakan.
"Kami tuntutannya satu, ingin bertemu dengan si pengambil kebijakan, dalam hal ini Bupati. Kami jenuh jika hanya bertemu SKPD, pasti nanti jawabannya akan kami sampaikan ke pak Bupati. Kami ingin bertemu dengan pak Bupati," papar Didik kepada detikcom, Rabu (11/4/2018).
Didik menambahkan, jika hari ini tuntutan itu tidak terpenuhi, maka mereka pun menginginkan agar Ipong mundur dari jabatannya sebagai Bupati Ponorogo. "Kami hanya ingin ketemu Bupati atau Bupati mundur dari jabatannya," tegas Didik.
![]() |
Didik juga menjelaskan, dalam mengambil kebijakan selama ini, Ipong dinilai tidak memihak kepentingan warga Ponorogo. Ia mengambil contoh pada belum adanya kejelasan ganti rugi warga yang terdampak pembangunan waduk Bendo, para PKL yang direlokasi, dilarang beroperasinya bentor serta permasalahan Gunung Gamping di Sampung yang masih menggantung.
"Kami menuntut untuk Bupati mundur, karena kebijakannya hanya menindas rakyat kecil," tambahnya.
Sementara itu, orator aksi, Ari Bilowo menambahkan tuntutan bupati mundur ini sebenarnya didasarkan pada janji Ipong sendiri saat kampanye. Ia mengingatkan bahwa pada saat itu Ipong bersedia mundur jika janjinya untuk memperhatikan rakyat kecil tidak terpenuhi.
"Itu fakta, ada bukti otentik beliau ngomong seperti itu. Beliau harus konsisten dengan apa yang dijanjikan, Ipong harus mundur," papar Ari.
![]() |
Saat melakukan unjuk rasa, massa juga membawa replika keranda, replika becak motor (bentor) dan replika gerobak PKL. Di tengah aksi, massa kemudian membakar replika-replika tersebut sebagai bentuk kekecewaan karena tidak bisa menemui Bupati Ipong.
Sejumlah perwakilan massa berhasil merangsek masuk ke dalam gedung Pemkab Ponorogo, namun hanya ditemui oleh Asisten Administrasi Pemerintahan, Syaifur Rachman.
Dalam perjumpaan itu, ketua PKL, Sutrisno sempat menitipkan satu keranjang berisi pakaian dalam wanita sebagai simbol jika Bupati Ipong tidak mau menemui para pendemo maka ia dianggap penakut.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini