"Kita mau menyerukan apa yang dikerjakan PT PRIA merugikan kami karena penimbunan limbah P3 itu berdampak pada lingkungan," ujar Nurasim, Ketua Pendowo Bangkit di Kantor Badan Lingkungan Hidup Jatim, Jalan Wisata Menanggal, Surabaya, Kamis (5/4/2018).
Tak hanya itu, menurut Nurasim, pabrik tersebut letaknya hanya 50 meter dari pemukiman warga. Hal ini tentu memiliki dampak yang cukup besar. Terlebih, Nurasim mengaku melihat ada galian tempat penimbunan limbah di dalam tanah.
Dampak yang telah terjadi misalnya air yang keluar dari beberapa sumur warga menjadi kekuningan. Sedang ketika dipakai mandi, menjadikan kulit warga gatal-gatal.
"Sering juga ada asap yang keluar itu pekat sekali, bahkan lingkungan kita seperti ada kabutnya," tambah Nurasim.
Asap ini, kata Nurasim tentu saja mengganggu pernafasan masyarakat. Bahkan ada beberapa penduduk yang merasakan sesak nafas.
Aksi yang dilakukan warga ini telah dilakukan berkali-kali. Bahkan, warga Lakardowo mengaku telah pergi ke Jakarta dan menggelar demo aksi ke beberapa instansi terkait. Mereka juga mengeluhkan tanggapan pemerintah yang hanya datang meninjau, mendengar aduan dan mengambil sampel tanah, namun tidak menunjukkan hasil analisa sampel tersebut.
"Jadi memang ada beberapa kali, datang, tapi hasil analisanya belum kami terima," ujar Nurasim.
Aksi ini dilakukan kurang dari lima menit. Hal ini lantaran Kepala Dinas Lingkungan Hidup Diah Susilowati mengizinkan beberapa perwakilan untuk masuk ke ruang rapat dan menyampaikan aspirasinya secara musyawarah. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini