Serangga ini hanya bisa ditemui saat peralihan musim, terutama peralihan musim penghujan ke musim kemarau seperti pada bulan April ini. Serangga bernama latin Tibicen linnei ini diketahui hanya hidup di kawasan hutan pegunungan.
Salah satu warga, Toyib Hanafi mengaku sering mencari garengpung di pepohonan sekitar rumahnya. Kebetulan rumah Toyib terletak di kawasan pegunungan sehingga memudahkannya dalam mencari serangga ini.
"Biasanya diolah jadi makanan, rasanya seenak ayam goreng," tutur Toyib saat ditemui detikcom, Kamis (5/4/2018).
Bagaimana cara mengolahnya? "Sayap dan kakinya dibuang dulu, lalu dicuci dan langsung digoreng. Setelah digoreng bisa langsung dimakan atau diolah ke masakan lain," jelas Toyib.
Bahkan menurut Toyib, jika sudah diolah dan diberi bumbu, rasa daging garengpung lebih enak dibandingkan dengan ayam goreng sekalipun. "Apalagi bagian kepalanya lebih enak. Selain digoreng, bisa juga dijadikan sambal atau dioseng," imbuh Toyib.
Tak hanya itu, menurut Toyib, seluruh bagian tubuh garengpung enak untuk disantap, terutama untuk garengpung betina, sebab lebih banyak dagingnya dibandingkan pejantan.
![]() |
Garengpung suka hinggap di pohon Mindi dan Pete. Cara menangkapnya pun sangat mudah, yakni menggunakan pulut yang dibuat dari bahan getah pohon nangka.
"Kalau siang caranya dipulut (dijerat pakai pulut), tapi kalau malam cukup didodok (digetarkan pohonnya) sudah jatuh sendiri," terang Toyib.
Toyib menerangkan saat berburu garengpung sebaiknya dilakukan saat suasananya cerah, karena saat terik biasanya garengpung suka mengeluarkan bunyi-bunyian khas serangga pegunungan. Lain halnya jika langit sedang mendung atau bahkan hujan.
"Sebenarnya masih ada, tapi biasanya kalau cuacanya tidak cerah mereka tidak mau mengeluarkan bunyi," lanjutnya.
Dalam sekali perburuan, biasanya ia mendapat paling sedikit 50 ekor garengpung. Jika sedang beruntung, ia bisa membawa pulang sebanyak setengah karung sak beras berukuran 10 kg.
Kendati laku dijual, namun Toyib mengaku hal ini jarang sekali dilakukan oleh warga desanya. "Lagian nggak tahu mau dihargai berapa. Biasanya ya langsung buat lauk sendiri," pungkasnya.
Bagaimana tertarik mencoba?
Baca juga: Mau Mencicipi Dadar Ulat atau Roti Kecoa? |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini