Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemkab Banyuwangi, dan organisasi non-profit dunia Systemiq turut bersinergi dalam program yang dinamakan STOP ini.
Perwakilan Borrealis, Andreas Gemes, mengatakan, Banyuwangi adalah daerah pertama di Indonesia yang mereka bantu. "Kami antusias melaksanakan program di sini," kata Andreas kepada wartawan, Kamis (29/3/2018).
Program Director Systemiq, Joi Danielson, menambahkan, pihaknya melakukan dua jenis pendampingan, yakni fisik dan non-fisik. Systemiq menginvestasikan peralatan untuk efisiensi pengelolaan sampah.
"Kami tidak bangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Namun kami investasi peralatan untuk mengakselerasi TPST yang sudah ada. Peralatan itu seperti alat pengolahan sampah, moda pengangkutan sampah, dan conveyor," jelasnya.
Sedangkan untuk pendampingan non-fisik dilakukan dengan strategi mengubah perilaku masyarakat dan lembaga pengelola sampah lewat pelatihan-pelatihan, sehingga lembaga-lembaga tersebut bisa menjadi entitas bisnis mandiri.
Systemiq juga akan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) secara aktif sebagai pengelola sampah yang bakal didampingi selama dua tahun.
"Potensi pengelolaan sampah di Muncar Rp 2,3 miliar per tahun, bisa menjadi pemasukan buat desa," ujarnya.
Baca juga: Begini Cara Banyuwangi Kelola Sampah Laut |
![]() |
Sementara itu, Nick Anthony, tenaga ahli dari Society Environment Economy and Knowledge (SEEK) yang tergabung dalam program STOP, menjelaskan, pihaknya telah melakukan studi komposisi sampah di Muncar. Hasil temuannya adalah sampah pantai di Banyuwangi didominasi oleh sampah tekstil, disusul sampah plastik yang hancur, plastik film, plastik botol kemasan, dan plastik sachet.
"Data ini sebenarnya kabar gembira. Karena sampah plastik yang paling dikhawatirkan justru tidak mendominasi. Penanganannya jauh lebih mudah," kata Nick.
Tim juga tidak menemukan jala bekas dan styrofoam bekas yang menjadi sampah pantai. "Sebenarnya, ini menunjukkan kesadaran warga tidak mau buang sampah ke laut. Jalanan di Muncar juga relatif bersih. Ini modal besar untuk pengelolaan sampah pantai," lanjut Nick.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, program dukungan dari Norwegia ini membantu mengakselerasi kebersihan kawasan Muncar. "Ini selaras dengan target Presiden Jokowi yang ingin menurunkan sampah laut hingga 70 persen sampai 2025," ungkap Anas.
Menurut Anas, program ini juga bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan nelayan dan warga, sekaligus meningkatkan derajat lingkungannya. "Bahkan bisa menjadi destinasi wisata alternatif ke depan," pungkas Anas.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini