"Tidak asal semua orang bisa masuk. Jadi yang jenguk itu pas ditanyain tiba-tiba ndak ngaku (identitasnya) dan akhirnya ndak jadi masuk ruangan," kata Wakil Kepala Ruangan Palem, Dwi Wahyuni, di RSUD Dr Soetomo Jalan Mayjen Prof Dr Moestopo, Surabaya, Selasa (27/3/2018).
Dwi menceritakan sejak Askan dirawat pada Rabu (21/3), tiap hari ada orang yang berupaya menjenguk. Beberapa di antaranya mengaku anggota keluarga Askan, sisanya mengaku teman dekat. Petugas tak mengizinkan masuk ke ruangan karena identitas mereka tak jelas.
"Saya tidak ingat berapa pastinya yang jelas mencapai belasan sampai 20-an selama Pak Askan dirawat," kata Dwi.
Dwi menjelaskan, para penjenguk yang mengaku keluarga Askan datang sore dan malam hari. Saat itu, penjagaan relatif longgar. Tapi petugas tak ingin kecolongan. Jika identitas penjenguk tidak jelas, petugas tak mengizinkan masuk ruangan.
Menurut Dwi, jumlah 'penjenguk' berkurang sejak kemarin. Kini, Askan hanya dijenguk pihak Dinas Sosial dan Kecamatan Tambaksari.
Askan mengaku berasal dari Jombang. Sebelumnya ia mengatakan memiliki keluarga di Surabaya, tapi kemudian keterangan itu diubah. Pria yang terjangkit TBC ini hidup seorang diri, istrinya sudah meninggal. Oleh dokter, tukang becak jutawan ini ditengarai mengalami kepikunan. (trw/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini