Srianti mengatakan aliran sungai yang membelah kampungnya itu cukup deras. Itu menyusul intensitas hujan yang sedang tinggi-tingginya.
Tak adanya plengesengan, membuat bibir sungai tersebut terabrasi oleh derasnya arus. Secara perlahan bibir sungai longsor terbawa aliran air. Bahkan, dapur rumahnya yang berjarak tak sampai 1 meter, ikut ambruk terkena longsor.
Tembok dapur dengan panjang sekitar 3 meter tersebut, ambruk total. Agar atap dapur tak ikut ambruk, suami Srianti, Zaini (52) menyangganya dengan beberapa batang bambu.
"Penyebabnya hujan deras, air sungai naik, perlahan membuat bibir sungai longsor dan mengenai dapur rumah saya," kata Srianti kepada wartawan, Senin (26/3/2018).
Kondisi ini membuat dapur rumah Srianti tak lagi bisa ditempati untuk memasak. Ibu dua anak ini terpaksa menggunakan ruangan lainnya di dalam rumahnya sebagai dapur. Perabotan pun dipindahkan ke ruangan tersebut.
Kondisi ini, lanjut Srianti, mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Kepala Desa Ngampungan bersama Camat Bareng dan DPRD Jombang telah meninjau rumahnya yang ambruk. Namun, sampai saat ini belum ada tindakan apapun dari pemerintah.
"Kalau bisa segera dibuatkan plengsengan supaya tak semakin parah longsornya," ujarnya.
Selain rumahnya, tambah Srianti, terdapat 3 rumah warga lainnya di Dusun Ngampungan yang terancam ambruk akibat abrasi bibir sungai tersebut. Antara lain rumah Siswanto, Sadi dan Wulan.
Kepala Desa Ngampungan Rohan menuturkan, Dina PUPR Jombang telah meninjau rumah yang terdampak longsornya bibir sungai. Namun, pihaknya juga tak bisa memastikan kapan plengsengan akan dibangun.
"Untuk perbaikannya mungkin masih menunggu anggaran," tandasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini