DM warga Karah, Surabaya mengaku masih bersekolah di salah satu SMP swasta di Surabaya. Tahun ini, dia duduk di bangku kelas 3.
"Saya masih sekolah, SMP, kelas tiga," ujar DM saat diinterogasi petugas di Kantor PJR Tol Waru, Sidoarjo, Minggu (25/3/2018).
Selain DM yang masih di bawah umur, ada pula BS yang berusia 17 tahun. Namun, BS yang merupakan warga DKA Tegal, Wonokromo, Surabaya ini mengaku telah putus sekolah dan kini menjadi pengangguran.
"Saya sudah putus sekolah sejak SMA kelas 1," kata BS.
Selain itu, polisi patroli juga menangkap dua pelaku lain. Yakni Welly Pujianto (18), warga Bungurasih Tengah. Welly yang kesehariannya menjadi kenek angkutan elf jurusan Sidoarjo ini mengaku lulusan SMP.
![]() |
"Sudah lulus SMP swasta di Sidoarjo, tapi tidak melanjutkan SMA," ujar Welly.
Welly mengaku pernah melakukan perampokan serupa di Jombang. Namun, dia mengatakan komplotannya berbeda dengan yang di Surabaya. Sedangkan alasan melakukan perampokan di tol adalah karena situasi tol yang sepi saat malam.
Pelaku terakhir adalah Eko Saputra (25), sopir yang mengemudikan angkot yang digunakan mengangkut korban sebelum dirampok.
Ketika ditanya, Eko mengaku menjadi sopir angkot jurusan Joyoboyo-Sidoarjo namun hanya pada shift malam. Dia mengatakan menyewa angkot dari Mat Raji, tetapi Eko tidak mengetahui rumah pemilik angkot tersebut.
"Soalnya kalau ambil angkot langsung di terminal Joyoboyo, ambilnya di sopir yang shift pagi," tambah Eko.
Keempat pelaku ditangkap karena merampok Anggoro Setyo Nugroho (17) dan Tommy Ardianto, warga Klaten yang baru saja menonton konser Via Vallen di Surabaya. Modusnya yakni menawarkan angkutan umum, namun di tengah jalan, pelaku membawa korban melaju ke tol Waru dan ditodong.
Polisi telah mengamankan barang bukti yaitu dua buah handphone, uang Rp 200.000, satu buah charger handphone dan jaket. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini